1.1 Sport

6.6K 888 131
                                    

[ A Place in Busan ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ A Place in Busan ]

Pagi ini kelas Jeongin ada jam pelajaran olahraga. Mungkin bagi semua anak lelaki–apalagi remaja, pelajaran olahraga adalah pelajaran yang paling mereka sukai. Pada jam pelajaran itu, para laki-laki remaja bisa bergerak bebas–bebas menebarkan pesonanya.

Jeongin menatap baju dan trainingnya yang berada di loker. Anak laki-lali berbehel itu sama sekali tidak berniat untuk mengganti baju seragamnya. Rasanya ia ingin membolos pelajaran olahraga.

Ya, Jeongin tidak menyukai pelajaran tersebut. Ia tidak suka bermandikan keringat. Jika disuruh memilih antara membaca buku tebal atau berolahraga, maka Jeongin akan memilih opsi pertama.

"Semua ke lapangan sekarang! Awas sampe ada yang bolos. Saya laporin ke piket." Ancam sang ketua kelas, Rama.

Jeongin menghembuskan nafasnya berat. Ancaman dari Rama membuat nyali membolosnya menjadi ciut. Ia takut jika ketauan membolos, guru ataupun osis akan mengadu pada bundanya. Jeongin tidak mau membuat bundanya kecewa. Jeongin sayang bundanya.

Dengan segera Jeongin langsung memakai pakaian olahraganya, lengkap dengan training. Tak lupa ia mengganti sneakersnya dengan sepatu running berwarna abu-abu yang terdapat list berwarna pink.

"Woi guys, liat Jeongin. Maksudnya liat sepatunya! Hahaha." Salah satu teman sekelas Jeongin, Henri menertawakannya. Lebih tepatnya menertawakan sepatunya.

"Kenapa dah?" Tanya Renwoo, teman baik Henri.

"Itu sepatunya warna pink." Henri menekankan kata pink. Gelak tawa mengisi ruang ganti tersebut.

"Demi apa? Cowok kok pake pink?" Sahut teman Jeongin yang lain. Dengan menekankan kata pink. Gelak tawa meledak lagi.

'Apa salahnya coba pake pink' Gerutu Jeongin.

"Eh Jeong, lu dari semester lalu juga pake sepatu pink kan? Malah semester satu dia lebih parah bro! Pink semua sepatunya. Pink pastel. HAHAHA." Ledek Henri.

"...dari siapa sih tu sepatu? Yang pasti bukan lu sendiri yang milih kan?" Lanjut Henri

"Kalo dia sendiri yg milih... berarti Jeongin itu salah kelamin guys!" Kalimat Renwoo memancing gelak tawa lagi.

"Nggak. Ini dari bunda." Jeongin berusaha sesantai mungkin menanggapi ejekan mereka. Padahal dalam hati ia ingin menangis.

"Wooooow dari bunda. Aduh anak bunda pinter ya sepatunya dipake." Henri menirukan suara ibu-ibu.

Jeongin mengepalkan tangannya. Ia berusaha menahan emosi. Menurutnya perkataan Henri secara tidak langsung mengejek bundanya.

"Aneh ya bunda lu. Mungkin bunda lu berharap punya anak perempuan. Dia ga berharap lu ada di dunia ini." Sindir Henri.

Demigod || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang