1.2. Olin

4.8K 702 14
                                    

Jeongin membelakan matanya dan menyadari bahwa dirinya berada di bangsal UKS. Hidungnya langsung mencium bau petrichor. Ia mengerutkan dahi, bingung pada dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa mencium bau tanah sehabis hujan padahal di luar matahari bersinar terang sekali?

 Bagaimana ia bisa mencium bau tanah sehabis hujan padahal di luar matahari bersinar terang sekali?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin menyampingkan badannya ketika ia menyadari ada orang lain selain dirinya disitu. Berpura-pura tidur.

"Aku tau kau sudah bangun." Seorang gadis menghampiri bangsal Jeongin.

Jeongin membuka matanya. "Kau siapa?"

"Aku petugas UKS hari ini. Panggil saja Olin." Olin membantu Jeongin yang ingin duduk.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Jeongin menepis pelan tangan Olin yang hendak membantunya duduk. "Kau bukan murid di sekolah ini, kan?"

Olin sadar dengan penolakan Jeongin. Ia buru-buru menarik kembali tangannya.

"Kau bukan murid sekolah ini. Tentunya kau juga bukan penjaga UKS." Tebak Jeongin. "...jadi kau siapa?"

Olin memutar bola matanya. "Apa untungnya bagimu jika kau tau siapa aku?"

"Kau siapa?" Tanya Jeongin lagi. Nada bicaranya berubah menjadi dingin.

"Bukan urusanmu."

"Kau tadi hampir menyentuhku. Setidaknya aku berhak tau lebih dari sekedar namamu." Tuntut Jeongin.

"Aku... tidak bisa memberitahumu. Belum saatnya." Jawab Olin ragu.

Jeongin mengerutkan dahinya. Sedetik kemudian dia menyadari bahwa keingintauannya menganggu gadis bernama Olin itu.

"Di luar terik sekali ya?" Jeongin berusaha memecahkan keheningan.

Olin mengangguk menanggapi perkataan Jeongin. "Mungkin beberapa jam lagi hujan akan turun. Kau sudah merasakannya kan?"

Jeongin membelakkan matanya. Anak laki-laki berbehel itu tidak percaya bahwa Olin bisa menebak apa yang ia pikirkan.

Dengan ragu-ragu Jeongin mengangguk. "Apa kau juga merasakannya?"

"Tentu saja. Kaumku bisa mencium bau dari jarak yang cukup jauh. Kisaran 20 kilometer—bahkan lebih." Olin menjelaskan dengan mengebu-ngebu.

"Kaummu? Maksudnya kau itu berbeda dari kami?"

Olin memukul dahinya. Ia hampir keceplosan menceritakan tentang dirinya kepada Jeongin.

"T-tentu saja aku tidak berbeda dari kalian. Yang kumaksud adalah nenek moyangku, ia bisa mencium bau dari jarak 20kilometer. Hebat kan?" Olin berusaha sesantai mungkin agar Jeongin percaya.

Demigod || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang