2.0 Behind The Case

1.2K 231 12
                                    

"Berhentilah mencurigaiku." Kata Youngmin.

Seungmin menaikan alis. Berusaha menutupi kegugupannya.

Youngmin tertawa kecil. "Aku hanya bercanda. Jangan dibawa serius."

"Aku yakin kau pasti sadar jika selama ini kau dicurigai para penghuni Pelequar." Kata Seungmin.

"Tentu. Apollo yang terkenal dengan sifatnya yang arogan tiba-tiba berubah menjadi malaikat. Apakah kau termasuk penghuni Pelequar yang mencurigaiku?"

"Jika aku menjawab ya, bagaimana perasaanmu apabila anakmu mencurigai dirimu sendiri?" Seungmin balik bertanya.

"... seorang ayah pada umumnya pasti merasa sakit hati. Tapi apakah kau menganggap dirimu sebagai seorang ayah?" Lanjut Seungmin.

Youngmin terdiam. Raut wajahnya khawatir, tapi ia berusaha menutupinya.

"Ayah, jika kau perlu bantuan, anakmu ini siap membantu. Asal apa yang kau minta itu masih masuk akal dan tidak melanggar hukum."

Setelah mengatakan itu, Seungmin beranjak pergi. Meninggalkan ayahnya yang masih tertohok dengan kalimat putranya.

Maafkan aku, Kim Seungmin. Aku terlalu arogan untuk menjadi seorang ayah.

Seungmin melangkahkan kaki ke sebuah tenda. Klinik sementara yang disediakan Chiron karena klinik Seungmin yang sebenarnya sedang di isolasi

Dibukanya tirai tenda berwarna coklat itu, Hyunjin sedang terbaring di bangsal paling pojok. Seungmin pun menghampiri Hyunjin, menyuruhnya untuk kembali beristirahat di kabinnya.

"Pulanglah." Seungmin menggoyangkan sedikit tangan Hyunjin.

Hyunjin mengangguk dengan mata yang masih terpejam.

"Terimakasih sudah membantuku berjaga disini."

"Kim Seungmin, apa kau sedang menyelidiki ayahmu?" Tanya Hyunjin tiba-tiba.

Seungmin tidak menjawab.

"Apa boleh aku membantumu?" Hyunjin menawarkan diri.

"Aku akan sangat berterimakasih apabila kalian semua tidak berpikiran bahwa aku mencurigai ayahku sendiri." Kata Seungmin tegas.

Hyunjin menaikan alis. Tidak mengerti maksud temannya itu.

"Aku tidak ingin semua orang mengira aku menaruh kecurigaan kepada ayahku. Aku ingin orang-orang beranggapan bahwa Apollo dan anaknya ini memiliki hubungan yang baik." Seungmin menjelaskan kembali dengan nada datar.

Mata Hyunjin menatap Seungmin nanar. "Menangislah."

Tanpa aba-aba tangisan Seungmin pecah. Hyunjin yang mendengar isakan pilu sahabatnya itu langsung memeluknya.

"Aku... tidak mau mencurigai ayahku sendiri. Tapi seakan-akan ayahku tidak ingin membagi ceritanya padaku. Apa ia tidak mempercayaiku sebagai anaknya?" Pelan-pelan Seungmin mulai bercerita.

"... sudah sekian kalinya aku mendapati ayah membohongiku. Dari mulai ia datang kemari dengan alasan bahwa ia diusir oleh Zeus, sampai ia bekerja sama dengan seorang Pithia untuk membohongiku. Aku tidak mengharapkan ayahku menjadi ayah yang baik. Aku hanya ingin dipercaya olehnya. Apa permintaanku terlalu berlebihan?"

Hyunjin mengelus pundak Seungmin. Dalam hatinya muncul perasaan senasib dengan Seungmin. Apa normal bagi seorang demigod untuk mencurigai orangtuanya sendiri?

"Seungmin..." Panggil Hyunjin pelan.

"... jika aku menjadi dirimu, kesabaranku pasti sudah habis. Kemungkinan besar aku akan meneriaki semua amarahku di depan wajahnya."

"Kau hebat. Kau bisa menahan egomu agar tidak menyakiti perasaan ayahmu." Hyunjin tersenyum kecil.

"Tapi, kau harus percaya kata hatimu. Jika kau yakin bahwa Apollo menyembunyikan sesuatu darimu, kau berhak mencurigainya. Menurutku itu hal yang wajar. Aku sendiri pun sering berpikiran buruk tentang ayahku."

Seungmin menghapus air matanya.

"Aku tidak ingin melihat ayahku sebagai orang jahat meskipun ia sendiri pernah meracuni Chan hyung."

Hyunjin terpenjat oleh perkataan Seungmin. Banyak pertanyaan dalam kepalanya, tapi ia menahan bibirnya untuk tidak bertanya. Ia ingin Seungmin sendiri yang menjelaskan.

"Virus campak yang menyerang Chan hyung adalah kiriman dari ayahku sendiri. Ia sedang berusaha menyebarkan virus itu dan menjadikan Chan hyung sebagai objek percobaannya."

"Maksudmu?" Hyunjin heran.

"Wadah yang selalu ditutupi kain hitam itu berisikan virus. Ia mengembangkan virus itu di kliniku, itulah mengapa kliniku sangat gelap dan lembab. Virus lebih mudah berkembang biak di tempat yang jarang tersentuh matahari."

"Setelah sadar akan hal itu, buru-buru aku menutup klinik. Dan beberapa hari yang lalu aku ke Orakel Delphi. Disana aku dan Woojin hyung berkunjung ke sebuah taman bunga milik Dafne. Woojin hyung bilang bahwa ia melihat Apollo dan Dafne melarangnya untuk mencari tau lebih lanjut tentang semua ini."

"...tapi berbeda denganku. Ketika di taman bunga itu aku melihat ayahku memaksa Dafne untuk menyebarkan virus campak yang sudah ia kembangkan."

"Aku pernah dengar cerita dari Chiron bahwa siapapun yang menghirup aroma bunga dari taman itu, maka pikirannya akan dikuasai oleh Dafne. Apakah itu alasan ayahmu memanfaatkan Dafne? Agar penyebaran virus itu bisa lebih cepat?" Tebak Hyunjin.

"Ya. Aku juga berpikir demikian."

"Apa yang sedang dilakukan Youngmin sekarang? Bukankah penyebaran virus lebih mudah jika dilakukan pada musim dingin?" Hyunjin memastikan.

"Kau benar. Sebentar—" Kalimat Seungmin terpotong. Ia sibuk berpikir.

"KIM SEUNGMIN! KITA HARUS MENGEVAKUASI SEMUA ORANG. CEPAT ATAU LAMBAT AYAHMU DAN DAFNE AKAN SEGERA MENYEBARKAN VIRUS ITU!" Hyunjin berteriak.

Bola mata Seungmin membulat. Oh tidak.






















So many dialog. i hope you all read this attentively or you'll miss the point😉

Demigod || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang