Seungmin berjalan menuju kliniknya. Flunya belum sembuh, tapi tubuhnya sudah membaik.
"Hei." Sapa Seungmin kepada Bangchan yang menggantikannya menjaga klinik.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Bangchan. Ia langsung menyuruh Seungmin duduk.
"Sudah membaik. Terimakasih sudah menggantikanku berjaga." Seungmin membungkuk.
"Tidak apa-apa. Kau berhak untuk beristirahat sebentar." Bangchan memberikan segelas teh hangat kepada Seungmin.
Seungmin menerima teh buatan hyung-nya itu. "Mulai sekarang aku akan kembali berjaga. Hyung boleh pulang."
Bangchan menggeleng. "Aku disini saja. Hari ini aku kosong. Kau sendiri juga belum terlalu pulih kan?"
Seungmin mengangguk kecil.
"Lagipula ada yang perlu aku bicarakan denganmu. Ini tentang Apollo–maksudku Youngmin." Bangchan duduk disebelah Seungmin.
Raut muka Seungmin menjadi serius seketika. "Kenapa?"
"Sebelumnya aku minta maaf karena mencurigai ayahmu. Jadi aku dan Woojin memata-matai dia."
"Jujur saja hyung. Walaupun dia ayahku, tetap saja aku juga curiga." Seungmin menghela nafas.
"... waktu aku bicara dengan ayah, dia bilang bahwa Zeus mengasingkannya ke bumi karena dia mengubah telinga Raja Midas menjadi telinga keledai."
Bangchan mendengarkan cerita Seungmin dengan seksama. Sekali-sekali mengangguk.
"... tapi yang membuatku curiga adalah ketika ia bilang kepada penghuni Pelequar untuk tidak menganggapnya dewa. Kurasa sebaik apapun seorang dewa, pasti tidak mau disamakan derajatnya seperti demigod kan?"
"Kau benar. Aku yakin Apollo tidak sebaik itu." Bangchan tersenyum miring.
"... selama 3 hari aku dan Woojin memata-matainya. Dia selalu berada di laboratorium milikmu. Entah apa yang ia lakukan. Aku tidak bisa melihatnya karena ia menutup pintu dan jendela rapat-rapat."
"Sebentar. Dari mana ia mendapat kunci laboratoriumku?" Seungmin mengerutkan dahi.
"Chiron yang memberikannya. Kau tau Chiron dan Apollo berteman baik." Jawab Bangchan.
"Tidak ada yang boleh masuk laboratoriumku sebelum meminta izin padaku. Bahkan Chiron sekalipun. Laboratoriumku adalah hakku." Seungmin meninggikan nada bicaranya.
"Tenangkan dirimu." Bangchan menepuk pundak Seungmin. "... ayo kita kesana sekarang. Biar Woojin yang berjaga disini. Kau punya kuncinya kan?"
Seungmin mengangguk. Mereka berdua-pun segera ke laboratorium milik Seungmin.
——
Seungmin langsung membuka pintu laboratoriumnya ketika sampai. Laboratorium itu gelap karena semua jendela ditutup. Sehingga tak ada cahaya matahari yang masuk.
Seungmin langsung membuka tirai jendela agar laboratorium itu kembali mendapat penerangan.
"Kau tidak pernah menutup tirai jendela laboratoriumu pada siang hari kan?" Tanya Bangchan.
"Tidak pernah sama sekali. Kecuali saat malam. Aku selalu menyuruh para Harpy untuk menutupnya."
Bangchan mengangguk-angguk. Ia mengedarkan pandangannya. Mencari sesuatu yang mencurigakan.
Seungmin pun melakukan hal yang sama. Ia membuka ruangan kecil yang ada di laboratoriumnya dan mendapati Youngmin sedang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigod || Stray Kids
Fiksi Penggemar[Au -Stray Kids] Apa terlahir seperti ini adalah sebuah malapetaka? ©gaezelly, 2019 starts : 190119 #1 in demigod