Clè : 1

2.9K 529 3
                                        






































Bangchan menepuk pipi Jeongin. Berusaha membangunkan anak itu dengan selembut mungkin.

"Bangun Jeongin."

"Eung-? Kok hyung ada disini?" Jeongin tampak kebingungan.

"Iya kau dan Hyunjin ketiduran semalam. Ayo mandi. Kita latihan di pantai!" Ajak Bangchan.

Jeongin mengucek kedua matanya dan mengangguk. Ia melihat Bangchan sedang berusaha untuk membangunkan Hyunjin yang tidak jauh dari tempat Jeongin tidur.

"Biar Ayen aja yang bangunin Hyunjin hyung." Jeongin bangun dan menghampiri Hyunjin.

Bangchan mengangguk. "Jangan lama-lama. Chiron bisa marah nanti." Lalu mengambil pedangnya dan pergi.

Jeongin tersenyum ketika punggung Bangchan sudah lenyap dari pandangannya. Ia siap menjalankan ide gilanya untuk membangunkan Hyunjin tanpa perlu diomeli Bangchan.

"Hyunjin hyung bangun! Ada Dewi Artemis disini! Ayo bangun dia mencarimu!!" Jeongin mengguncang-guncang badan hyungnya itu.

"Apa? Ap—Ow!" Hyunjin langsung terbangun dan kepalanya menabrak kening Jeongin.

"Hyung pelan-pelan." Jeongin meringis sambil memegangi keningnya.

"Eh? Maaf." Hyunjin langsung menghampiri Jeongin dan mengusak rambut yang lebih muda. "... ayo kita ke Seungmin dulu. Kepalamu sedikit berdarah."

Dan ya, darah segar mengalir dari kening Jeongin.

"... dan dimana Artemis? Apa dia disini?"

Jeongin mendesis. "Tentu saja tidak! Artemis sedang duduk di singgasananya mengawasi hyung yang bangun siang dan telat untuk latihan!"

Hyunjin meneguk ludahnya dan terkekeh.












"Bukannya Chan hyung bilang kita mau latihan pedang di pantai?" Jeongin menoleh ke arah Hyunjin yang ada di belakangnya.

"...Hyunjin hyung? Hyung dimana?" Jeongin melihat keadaan sekitar. Ia berusaha mencari hyungnya yang tiba-tiba menghilang.

Pantai Tritte benar-benar sepi pagi ini. Jeongin tidak bisa menemukan siapapun disana. Padahal Bangchan bilang bahwa akan ada latihan pedang di pantai.

Raut wajah Jeongin menampakan kegelisahan. Ia tampak bingung. Anak itu-pun memutuskan untuk kembali ke karantina, barangkali para hyungnya masih berkumpul di kabin Bangchan.

"Hei, nak." Suara perempuan memanggilnya. Membuat langkah Jeongin berhenti.

Jeongin berbalik badan dan seketika mengerutkan alisnya. "Bunda...?"

"Kemarilah." Jina merentangkan tanganya. Memberi kode kepada Jeongin agar anak itu memeluknya.

Jeongin ragu. Ia tidak percaya bundanya ada dihadapannya sekarang. Muncul entah dari mana dan sangat tiba-tiba.

"Sini." Bujuk Jina.

Bujukan Jina berhasil. Jeongin memantapkan langkahnya dan segera memeluk bundanya itu dengan erat.

"Kau jauh lebih tinggi sekarang." Jina sedikit berjinjit untuk mengelus puncak kepala Jeongin.

"Bunda melewatkan pertumbuhanku. Aku tidak bertemu bunda hampir setahun."

Demigod || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang