1.5. Disbelieve

3.4K 616 28
                                    

Jeongin frustasi. Tak ada satupun warga sekolah—kecuali Olin– yang percaya pada dirinya.

Dan sekarang anak laki-laki itu sedang beragumen dengan guru piket, memohon-mohon supaya diizinkan keluar sekolah untuk memberi tau pemerintah setempat tentang apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu.

"Aku tidak bisa memberimu izin. Ini masih jam belajar." Jawab guru piket tegas.

" Jawab guru piket tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolonglah..." Jeongin mengerucutkan bibirnya agar guru piket didepannya luluh.

Nona Lee–guru piket yang tergolong masih muda akhirnya pasrah. Ia menyanggupi permintaan Jeongin.

"Baiklah. Aku akan menelfon bundamu supaya menjemputmu dan mengantarmu ke pemerintahan." Akhirnya Nona Lee membuat keputusan. "...kau boleh merapihkan barang-barangmu.

Jeongin kegirangan. Ia membungkuk berterimakasih kepada Nona Lee.

"Sonsengnim, aku benar-benar melihatnya. Air laut surut secara tiba-tiba. Aku berharap ssaem juga merapihkan barang-barang sekarang." Jeongin mengingatkan.

Nona Lee mengangguk sekali. Ia menolak percaya perkataan Jeongin karena pemerintah setempat belum melaporkan berita terkait tsunami dalam bentuk apapun.

——

Jeongin menghampiri Olin yang sedang duduk dibangku depan kelas mereka. Selama Jeongin meminta izin piket tadi, ia memang menyuruh Olin untuk menunggu saja. Laki-laki itu tau kondisi Olin.

"Bundamu sudah didepan gerbang." Olin memberi tau. "...Jina menelfon, kau mau mengangkatnya?"

Jeongin mengambil hp yang disodorkan Olin. Ia menaruh benda kecil persegi panjang itu dekat dengan telinganya.

"Iya bunda?"

"Halo, nak. Bunda sudah diluar sekolahmu. Ayo kita pergi ke pemerintahan."

"Oke. Aku dan Olin akan kesana."

"Bunda akan menunggu. Love you, sweetheart!"

"Aku juga sayang bunda." Jeongin menjawab pernyataan bundanya itu dan mengembalikan hp Olin kepada yang punya.

Jeongin menuntun Olin berjalan. Gadis itu ternyata lebih lemas daripada dugaannya. Seketika Jeongin menyalahkan dirinya sendiri karena menitipkan makanan beracun kepada Olin.

"Aku memang merepotkan." Ujar Olin.

Jeongin menggeleng. "Tidak sama sekali. Ini salahku karena menitipkanmu makanan beracun. Seharusnya aku yang memakannya. Aku sangat minta maaf."

Demigod || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang