Benar kata Seungmin, proses pemulihan Jeongin berlangsung sangat cepat. Baru kemarin Jeongin meminum banyak air asin, sekarang anak itu sudah ikut berlatih bersama Seungmin dan Hyunjin.
"Apa kau sudah nyaman?" Tanya Hyunjin. Ia memegang pelana kuda dan membenarinya sedikit agar Jeongin merasa nyaman.
Ya, mereka sedang melatih Jeongin menunggangi kuda.
Jeongin mengangguk.
"Hentakkan kakimu ke perut kudanya dengan pelan. Kita akan latihan berjalan dulu saja." Suruh Hyunjin.
Jeongin mengulum bibirnya. Setelah mengumpulkan tekad dan mengusir rasa gelisahnya, anak laki-laki itu mengikuti saran Hyunjin.
Kuda yang ditungganggi Jeongin berjalan dengan pelan. Jeongin tersenyum. Ia berhasil.
"Kerja bagus." Puji Seungmin. "...aku butuh berbulan-bulan hanya untuk menjalankan kuda seperti itu."
"Tapi kau mahir di bidang medis. Ramuanmu selalu ampuh." Hyunjin menunggangi kudanya yang ia beri nama Kkami itu dan mengikuti Jeongin dari belakang. "...ayo kita ke arah pantai. Kita latihan disana."
Jeongin mengangguk dan mengarahkan kudanya ke arah pantai. "Seungmin-hyung tidak ikut ke pantai?"
Seungmin menggeleng. "Kalian duluan saja. Aku mau mengecek lemari penyimpanan obat. Nanti aku menyusul kesana untuk mengambil rumput laut."
Jeongin mengacungkan jempolnya. Ia segera memukul lebih keras sedikit perut kudanya karena Hyunjin sudah sedikit jauh.
"Aku selalu kemari kalau sedang bosan." Curhat Hyunjin.
"Kurasa kegiatan di sini sangat menyenangkan. Bagaimana hyung bisa merasa bosan?" Kedua alis Jeongin bertemu. Ia heran.
Hyunjin terkekeh. "Tidak semuanya menyenangkan. Kerjaanku disini hanya berlatih pedang, panahan, cara bertarung dan melindungi diri, dan menunggangi kuda. Jadi.... yah aku bosan."
"Aku tidak sabar untuk berlatih cara bertarung." Jeongin tersenyum. "...aku ingin cepat-cepat menguasai pedang."
Hyunjin tertawa mendengar kalimat Jeongin yang mengebu-ngebu itu. "Chiron akan mengajarimu pedang nanti sore."
"Benarkah?"
Hyunjin mengangguk. "Ayo kita latih keseimbanganmu."
Jeongin memejamkan matanya. Semilir angin menyapu wajahnya pelan.
"Aku bingung kenapa orang-orang jarang berkunjung ke pantai seindah ini." Ucap Jeongin.
"Pantai Tritte ini termasuk pantai yang ganas. Para penghuni Pelequar jadi malas kemari." Tanggap Hyunjin. "...mereka lebih suka berlatih di halaman saja."
"Terus kenapa hyung mengajakku latihan disini? Seandainya nanti ada tsunami atau ombak besar gimana?"
"Hei! Aku putra Poseidon. Aku anak dari dewa laut, jadi tidak perlu takut." Hyunjin terkekeh.
"Lalu bagaimana denganku?"
"Apa kau tau ibumu adalah peri laut? Jadi kenapa kau harus takut?"
Ah Jeongin teringat. Tapi tidak lama mimik wajahnya berubah murung. Entah mengapa jika ia teringat tentang orangtuanya, otomatis ia juga mengingat peristiwa Jina dan Olin yang tenggelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigod || Stray Kids
Fanfiction[Au -Stray Kids] Apa terlahir seperti ini adalah sebuah malapetaka? ©gaezelly, 2019 starts : 190119 #1 in demigod