19.Lupa Dasi

106 6 0
                                    

The day is Monday. Kiran menuruni anak tangga satu persatu. Ia berfikir akan lama jika sarapan dan akan telat.

"Sayang, makan dulu" kata papa Kiran tersenyum simpul

"Kiran udah telat pa. Kiran berangkat ya! Assalamualaikum semuanya!!" Kata Kiran pergi keluar dari rumah. Dan melesat menggunakan mobilnya.

"Pa, perasaan ada yang aneh deh sama kak Kiran" kata Nerissa bingung

"Iya deh, perasaan juga gitu" kata Tania beserta suaminya.

"Astagfirullah!! Kiran lupa pake dasi!!" Kata Tania menepuk jidatnya

"Sekarang mah paling 1 menit lagi gerbang di tutup dan bakal upacara!!" Kata Nerissa melihat arloji yang bertengger di tangannya

***

Kiran berlari tergesa-gesa, upacara akan dimulai beberapa detik lagi. Saat hendak baris, Kiran bertemu Ray berjalan bersama teman-temannya

"Kiran, dasi kamu mana?" Kata Ray sedikit menunduk

"Gila, dia pake embel-embel kamu" kata Vito

"Sejak kapan yaaaa" kata Niko

"Berisik!" Kata Aldo

Kiran melihat ke bawah. Matanya terbelalak melihatnya. Dasi yang seharusnya terlihat rapi sekarang tidak ada.

"Aduh! Pake acara lupa pula!! Gimana ini ya Allah?!" Kata Kiran panik setengah mati

Ray melepaskan dasinya. "Aku pakein" kata Ray

"Lah? Kamu gimana nanti?" Tanya Kiran mendorong dasi itu dari hadapannya

"Gak usah dipikirin. Kalaupun dihukum, aku kuat kok. Asalkan jangan kamu aja. Gak ada penolakan!!" Kata Ray memsangkan dasi ke kerah baju Kiran

Kiran akhirnya pasrah. Dia tidak akan menang kali ini. Dasar keras kepala! Itu pikirnya.

"Upacara goblok!" Kata Aldo menyentil kening Ray

Ray mengangguk. Kemudian baris seperti yang lainnya. Saat pemeriksaan, Ray tercyduk tidak memakai dasi. Lalu disuruh oleh guru BK alias pak Diego baris tersendiri. Kiran merasa bersalah, seharusnya dialah yang ada disana.

Saat amanat, pembina upacara memberikan amanat, saat salam, puji syukur sudah di ucapkan, dia memulai pembicaraan. Dan hampir semua siswa tidak suka amanat "Sudah berapa kali sekolah menegaskan kalau Ke sekolah memakai atribut yang lengkap! Tolong rubah kebiasaan buruk kalian! Kalian sudah besar, dan seharusnya sudah bisa mengerti dengan cepat" kata Ibu Eka.

Amanat berlangsung lama. Ocehan guru-guru saat upacara lebih mengerikan. Itu pikir siswa/i. Setelah selesai upacara, Ray dihukum hormat bendera sampai jam istirahat. Kiran merasa bersalah, seharusnya disitu dia.

***

Saat bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Kiran dan Fely berjalan menuju kantin. Saat dikantin, sudah bisa dilihat, rombongan Ray sudah makan. Tapi, tidak biasanya Ray tidak menjemputnya. Ah, sudahlah. Mungkin dia lupa. Kiran berpositif thinking.

"Kiran! Sini!" Kata Ray.

Kiran dan Laras mengambil posisi duduk. Kiran disamping Ray, sedangkan Laras disamping Niko.

Ada Apa Dengan Gitar?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang