"Mark?" Gue yg menuruni tangga sedikit terkesiap melihat Mark yg tiba-tiba muncul di balik tangga.
"Morning by" Sapa Mark dengan tersenyum seperti biasanya.
"Lo ngapain disini?" Tanya gue dengan bingung dan mengabaikan sapaan Mark.
Gue mulai menghampiri Mark yg masih terus menatap gue dengan senyuman yg sama sekali belum luntur.
"Kangen" Ucap Mark membuat gue memutar bola mata gue dengan malas dan bergegas ninggalin dia ke dapur tapi bukan seorang Mark Lee namanya kalau dia diem aja gue tinggal. Dia bakal ngikut kemana langkah kaki gue sampai gue rasanya bener-bener kesel sama dia.
"Mau kemana?" Tanya Mark, mungkin Mark merasa sedikit aneh melihat gue yg biasanya masih bergelut dengan kasur beserta antek-anteknya dan sekarang di waktu yg sepagi ini gue udah siap dengan tas yg tersampir di bahu gue.
"Ke rumah Jaemin" Jawab gue langsung tanpa basa-basi.
Mark mengernyit "Ngapain?" Tanya Mark dengan tatapan ingin tau.
Gue menghela nafas mengingat tujuan gue bertemu dengan Jaemin saat ini "Dia gak bisa dihubungin dari kemaren Mark" Ucap gue dan mengambil gelas untuk menuangkan susu ke gelas gue dan Mark.
Wajah Mark terlihat melongo mendengar jawaban yg gue berikan "Jaemin ada kok, dia ngerespon di grup" Ucap Mark menghentikan pergerakan gue, dengan cepat gue menoleh ke arah Mark yg masih sama seperti tadi menatap gue ingin tau dengan apa yg terjadi.
Jadi mereka semua juga punya grup chat yg isinya cowok semua tanpa gue, gue tanya kenapa gak pakek 1 grup yg ada guenya aja, mereka serempak jawab 'BAHAYA' yah dan gue udah paham kemana arah grup chat itu dibuat.
Gue menarik rambut gue ke belakang, karena tiba-tiba gue merasa pusing "Gak tau gue, pusing mikirin Jaemin" Ucap gue lalu melanjutkan menuangkan susu ke gelas dan memberikannya ke Mark.
Mark sedikit terkekeh dan matanya memeperhatikan gue dengan intens.
"Yaudah gak usah dipikirin" Saut Mark dan menerima gelas yg gue sodorin ke dia.
"Yeuu" Gue mendorong bahu Mark membuat Mark tersedak dan gue tertawa melihat Mark yg menatap gue kesal masih dengan keadaan yg terbatuk-batuk.
"Kurangajar lo Chan!" Serunya protes masih dengan sedikit terbatuk, sedangkan gue masih tertawa di atas penderitaan Mark.
Dalam beberapa detik setelahnya gue maupun Mark memilih diam, seolah berkelana dengan pemikiran masing-masing.
Gue menoleh ke arah Mark dan terkekeh kecil melihat wajah Mark yg terlihat lucu dengan tangannya yg memainkan gelas yg sudah Mark letakkan di meja.
Mark membalas tatapan gue dengan sebuah kalimat yg membuat gue menghentikan kekehan gue "Kalau gue gak bisa dihubungin lo juga nyari gue gak?" Tanya Mark tanpa mengalihkan pandangannya dari gue.
Gue menatap Mark dengan serius dan begitupun sebaliknya.
Gue tersenyum dan menaruh gelas yg ada di tangan gue. Gue mendekati Mark dan memeluknya membuat Mark sempat terkesiap dan gak lama Mark juga membalas pelukan gue dengan kekehan.
"Gue cuma bercanda gak usah dibawa beban" Ucap Mark yg terdengar seperti meringankan beban gue selama ini karena harus bersikap dewasa saat Jaemin maupun Lucas mulai bertingkah dan sekarang ditambah sikap Hyunjin yg membuat gue mulai goyah.
Kenapa harus mikirin Hyunjin?
Gue menggeleng pelan, mencoba mengenyahkan bayangan Hyunjin atau lebih tepatnya bayangan gue yg menangis tersedu-sedu di pelukan Hyunjin 2 hari yg lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine • Hwang Hyunjin ✔
FanfictionGimana rasanya sahabatan bertiga? semuanya indah tapi.... bukankan harus ada perasaan yang berkorban? dan itu gue. . . . "Gak usah marah, lo cuma sahabat gue" - Hwang Hyunjin "Lo gak boleh jatuh cinta sama gue, karena gue tau gimana rasanya mencinta...