"Pagi sayang"
Gue yg masih dalam mode merem melek dan setengah sadar cuma diem sewaktu ada orang menyapa gue pagi-pagi.
Tapi kesadaran gue 100% kembali setelah Hyunjin mencium pucuk kepala gue.
Gue berjengit kaget dan langsung mengambil posisi duduk "Astaghfirullah Hyunjin!!" Pekik gue yg masih terkejut, Hyunjin cengengesan dan menyusul gue juga mengambil posisi duduk di pinggir ranjang gue.
"Ngapain sih!" Ucap gue tak suka dan mendorong tubuhnya buat pindah dari ranjang gue. Hyunjin memajukan bibirnya dan menatap gue melas.
"Apa?!" Tanya gue sewot dan beranjak dari kasur membuka pintu balkon.
Udara sejuk langsung menyeruak masuk ke kamar gue, gak heran sekarang masih sekitar setengah lima pagi.
"Kangen" Jawabnya singkat.
"Jin ya tapi jangan ngagetin terus deh, lama-lama gue kunci juga nih pintu balkon kalau lo bangunin guenya bikin jantungan" Ucap gue yg sudah kembali mengambil posisi duduk di samping Hyunjin.
"Kok gitu?" Tanya Hyunjin dengan menatap gue protes.
"Lah kenapa? Orang pintu juga pintu gue" Balas gue dengan nada yg menyebalkan membuat Hyunjin mencebikkan bibirnya.
"Ngapain pagi-pagi kesini?" Tanya gue sembari melangkah ke meja belajar gue, menyiapkan beberapa buku yg harus gue bawa nanti untuk dikembalikan ke perpustakaan dan tugas-tugas yg kalau ketinggalan gue bisa mengulang lagi di semester berikutnya.
Gue terkesiap karena tangan Hyunjin yg melingkar di pinggang gue.
"Apasih jin, lepas!" Perintah gue tapi Hyunjin mengeratkan pelukannya sembari meletakkan dagunya di bahu gue.
Gue mendengus dan menarik tangan Hyunjin paksa dan setelah terlepas gue memilih berbalik menatap Hyunjin yg sudah mencibir gue pelan.
"Kenapa sih kan gue kangen" Ucapnya dan mau memeluk gue lagi tapi gue tahan dan dorong tubuhnya ke belakang.
"Dasar mesum!" Seru gue dan melewati Hyunjin yg menatap gue datar.
Ini juga jantung sialan, berisik amat dah.
Gabisa tenang sedikit apa?•••
Gue menuruni satu persatu anak tangga dengan semangat karena semalam papa pulang ke rumah.
"Pagi pa" Sapa gue dan mengecup pipinya yg juga mendapat balasan ciuman di dahi gue.
"Pagi juga sayang" Jawab papa dan gue tersenyum sembari menarik salah satu kursi di meja makan.
"Gimana kuliah kamu?" Tanya papa sembari melepas kaca matanya yg dari tadi bertengger di hidungnya.
"Gak gimana-gimana pa" Jawab gue dan sesekali menoleh ke arah dapur memperhatikan mama dan Bi Ana yg sibuk menyiapkan sarapan.
"Jangan main-main sayang, kamu yg bakal nerusin perusahaan papa" Ucap papa dengan serius yg hanya gue balas anggukan paham.
"Gimana percintaan kamu?" Tanya papa yg sudah terdengar nada bercandanya berbeda dengan pertanyaan yg sebelumnya.
Gue mendengus geli "Apasih pa!" Ucap gue dan memilih memperhatikan mama yg sudah berjalan ke arah meja makan dan menarik kursi di depan gue.
"Jadi yg mana? Bule Kanada? Anak Bandung yg ngakunya Dilan? Apa tetangga masa gitu?" Tanya papa dengan bertubi-tubi sedangkan mama cuma tertawa mendengar pertanyaan papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine • Hwang Hyunjin ✔
FanfictionGimana rasanya sahabatan bertiga? semuanya indah tapi.... bukankan harus ada perasaan yang berkorban? dan itu gue. . . . "Gak usah marah, lo cuma sahabat gue" - Hwang Hyunjin "Lo gak boleh jatuh cinta sama gue, karena gue tau gimana rasanya mencinta...