Ecieeeee... yang digantungin... wkwkkw... :P
Biar nggak emosi, nyanyi dulu deh sama Jaejoong-oppa ^^v
Okelah, saya nggak akan banyak cakap (sebelum dikeroyok reader).
Selamat membaca ^^
_________________________________________________________________________________
"Setiap hari pulang sore dengan alasan belajar bersama, nyatanya nongkrong." Irdham menatap sinis ke arah adiknya. "Mana ada belajar bersama di mal, kafe, salon?"
Tak terima putri kesayangannya dipojokkan putranya sendiri, sang paman membalas, "Memangnya kamu lihat sendiri adikmu nongkrong di tempat-tempat yang kamu sebutkan tadi?"
"Sering," sahut Irdham. "Sejak masih SMP juga kelakuannya udah kayak gitu. Apalagi sekarang bawa mobil sendiri."
"Aku kan jalan-jalan sehabis belajar," bela Salma. "Buat refershing."
Sudut bibir Irdham terangkat. "Kalian belajar berapa menit, kalau setengah jam setelah pulang sekolah kalian udah nongkrong di mal?" tudingnya. "Lagian, mana hasil belajar bersama setiap hari itu? Nilai-nilaimu tetep jeblok."
Salma memicing tidak suka. Bisa-bisanya sang kakak membongkar kebiasaan buruknya.
"Terus, yang menyelinap malam-malam dan pulang dini hari, itu juga belajar bersama? Belajar clubbing?" Irdham terus membuka aib sang adik. "Belum lagi berbohong tentang tugas sekolah yang nggak pernah ada demi dapat tambahan uang saku. Akhirnya juga dipakai buat beli baju bermerek."
"Sudah, sudah! Kamu ini kenapa malah jelek-jelekin adikmu? Yang pacaran sampai pulang larut ini Vika."
"Lho, aku kan cuma menjawab pertanyaan Papa tentang seberapa bisa dipercayanya Salma." Irdham membela diri. "Lagian Mama tadi juga udah bilang kalau Sasa izin pulang telat."
"Kamu ini selalu memojokkan adikmu. Salma kan masih muda, wajar kalau ingin bersenang-senang."
See? Kenakalan apa pun yang dilakukan Salma selalu bisa ditoleransi. Sejak mereka kecil sudah seperti itu. Savika sudah hafal.
"Berarti Sasa juga sama, dong," balas Irdham. "Dia juga butuh bersenang-senang setelah penat belajar. Toh dia tetap bisa berprestasi."
"Kamu ini selalu membela orang lain. Nggak sayang adik sendiri."
"Justru karena aku sayang Salma, aku pengin di jadi anak yang bener," kilah Irdham. "Kalau memang salah, ya ditegur. Bukan malah membiarkan dia berbuat seenaknya."
Savika menghela napas. Kenapa mereka jadi bertengkar sendiri, sih?
"Maaf," Savika memberanikan diri menyela. "Saya memang bersalah karena pulang kemalaman. Sekarang saya mau ke kamar dulu. Permisi."
Hanya Irdham yang menanggapi dan mengucapkan selamat beristirahat padanya. Ketika melangkah menuju kamarnya, Savika dapat mendengar samar-samar pamannya menggerutu, "Setelah membuat orang lain bertengkar gara-gara dia, seenaknya saja pergi."
Savika menulikan telinga dan mempercepat langkah. Ia lelah dan yang dibutuhkannya saat ini hanya istirahat.
***
Saat ini Savika sudah berbaring di tempat tidur, dengan boneka gajah berwarna merah hadiah dari Irdham dalam pelukan. Sudah dalam kondisi segar sehabis mandi—ia bersyukur kamarnya dekat dengan kamar mandi lantai satu, sehingga tak perlu melewati ruang tengah dan berpapasan dengan pamannya—dan saat ini tengah menunggu sambungan teleponnya dijawab.

KAMU SEDANG MEMBACA
April Fool
JugendliteraturPas April Mop, gue berniat ngerjain temen kecil gue, Ervika. Gue menulis surat cinta dan meminta Gavin, sahabat gue buat ngasih pernyataan cinta gue ke Ervika. Entah gimana, surat itu malah sampai ke anak baru yang bernama Savika. Cewek itu dengan m...