"Perkenalkan, namaku Min Yoongi. Senang bertemu denganmu lagi, Kim Sohyun."
"Eoh? Kalian saling kenal?!" seru Yoojung tertegun mendengar Yoongi berkata demikian. Sementara aku sendiri masih bungkam karena kenyataan ini adalah mimpi buruk bagiku!
A nightmare for my life!
Yoongi mengangguk, "Ya. Kami teman kuliah berbeda fakultas."
"Omo, wajar saja Sohyun terlihat terkejut melihatmu di sini," ujar Irene tersenyum.
"Ya, begitulah. Ia pasti benar-benar terkejut sekali," ujar Yoongi kembali menatapku. Aku tahu ada nada sindiran di sana.
Aku mengepalkan tanganku kuat, "Min Yoongi. Aku ingin bicara padamu sekarang. Di. Luar." Aku berkata dengan penuh penekanan dan suara sedingin mungkin, membuat aura di ruangan ini berubah. Bahkan Baekhyun kehilangan senyumnya saat itu juga ketika melihat wajahku.
Yoongi bangkit dari duduknya, "Baiklah." Ia lalu menatap rekan kerja yang lain lalu permisi dengan sopan. Cih... masih tahu sopan santun rupanya!
Aku berjalan lebih dulu keluar dari ruang pertemuan, lalu tidak lama kemudian Yoongi menyusulku. Kami berdua sekarang berada di lobby kantor yang kecil ini. Rekan kerja yang lain masih berada di dalam ruang pertemuan, tapi aku yakin mereka mungkin akan berusaha mendengar apa yang kami katakan.
"Ada apa, Sohyun? Tumben sekali kau mengajakku berbicara?" tanya Yoongi dengan santai. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.
Aku menoleh dan menghadap dirinya, "Apa maksudmu berkata pada Jungkook seperti itu?!"
Yoongi mengernyitkan dahinya, matanya bergerak ke sisi kiri, "Hm?"
Aku memejamkan mataku kesal, "Kau bilang aku mantan kekasihmu! Kau gila?! Apa maksudmu?!"
"Ah..." gumam Yoongi kemudian. Ia lalu tersenyum miring sembari menatapku, "Bukankah memang begitu?"
"Aku bahkan tidak sudi untuk kenal denganmu, Min Yoongi!" seruku. Emosi sudah menguasai diriku dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melampiaskan semuanya pada pria di hadapanku ini, "Dan sekarang kau bahkan bekerja di sini. Apakah kau sengaja, eoh?!"
"Ini bukan keinginanku. Perusahaan yang memindahtugaskan aku di sini. Tidak kusangka kau juga rekan kerjaku," jawab Yoongi masih dengan senyum di wajahnya.
Aku memejamkan mataku sekali lagi, berusaha menerima kenyataan yang aku hadapi ini. Aku pun melangkahkan kaki berusaha meninggalkan kantorku, namun lengan Yoongi menahanku kuat.
"Kita masih belum selesai, Sohyun," kata Yoongi menatapku tajam.
"Apa lagi, huh?"
"Tentang kau jadi mantan pacarku."
Cukup, dia benar-benar gila!
"Tidak usah mengarang cerita yang tidak masuk akal. Kekasihmu nyaris membunuhku tadi pagi!" ujarku sembari menghentakkan tanganku agar lepas dari cengkramannya. Namun sial, untuk kesekian kalinya, aku selalu gagal melakukan itu.
"Kekasih?" tanya Yoongi dengan alis mata mengerut.
"Ah... kau lupa jika kau punya kekasih, eoh? Lalu siapa Cho Arin, gadis yang marah-marah padaku tadi pagi dan mengaku bahwa ia adalah kekasihmu?"
Yoongi terkekeh kemudian, membuatku gantian mengerutkan wajah. Sial, dia menyeramkan sekarang.
"Ia bukan kekasihku. Ia hanya teman kuliah yang sangat terobsesi padaku. Jujur saja, aku membencinya."
Aku membelalakan mataku, "Lalu kenapa kau mau makan bersamanya?"
Yoongi menatapku perlahan, dan ia mendekatkan wajahnya padaku. Sedikit tarikan di tanganku kepadanya membuat wajah kami semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow & Fire ✔️
RomantikJika hidup memiliki banyak peluang yang bisa dilakukan, aku akan memilih peluang bertemu dengannya satu banding satu juta! Di mataku, dia adalah seorang parasit. Sosok dingin menyeramkan yang selalu ingin menang sendiri dan memanfaatkan orang lain...