Jika hidup memiliki banyak peluang yang bisa dilakukan, aku akan memilih peluang bertemu dengannya satu banding satu juta!
Di mataku, dia adalah seorang parasit. Sosok dingin menyeramkan yang selalu ingin menang sendiri dan memanfaatkan orang lain...
Aku masih mengikuti langkah Yoongi yang perlahan semakin menjauh. Kakinya panjang sekali, eoh?! Susah sekali aku mengikutinya dari belakang tanpa harus berlari!
Sepuluh menit aku mengikutinya, akhirnya aku sampai di sebuah apartemen besar yang membuatku sejenak membuka mulut. Ada apa Yoongi kemari? Jangan bilang ini tempat tinggalnya?
Kulihat Yoongi yang melangkah masuk ke dalam apartemen bertingkat sepuluh yang sangat mewah itu. Kutunggu Yoongi naik ke dalam lift, dan aku tunggu sampai lift tersebut berhenti dan di sana terpampang angka delapan. Yoongi tinggal di apartemen di lantai delapan. Aku pun mulai naik ke dalam apartemen dan tiba di lantai tersebut. Kepalaku mulai celingak celinguk. Ada tiga pintu di lantai ini dan jaraknya cukup luas. Aish, dimana rumah Yoongi?!
Aku mengeluarkan handphone milikku yang ada di dalam tas. Aku bisa bertanya pada Baekhyun atau Kyungsoo yang tahu data-data karyawan. Tapi... aish! Kenapa aku ragu ingin bertanya?! Gengsi. Yah.... bisa kukatakan seperti itu.
Tiba-tiba kudengar suara pintu yang berbunyi, tampaklah seorang Yoongi yang keluar dari ruangan ujung dengan sekantung sampah.
"Hoi, Yoongi!" panggilku, membuatnya terkejut. Bagus! Wajahnya yang lebam semakin terlihat jelas. Ada luka sobek di ujung bibirnya, dan pipinya berwarna merah kebiruan.
