CHAPTER 16

592 123 23
                                    

"Kim Sohyun!"

Aku terperangah dari kegiatanku membaca buku pagi ini di ruang kelas ketika kudengar suara Jungkook membahana. Ya, untung saja ruangan masih kosong. Jika tidak, sudah kupastikan orang-orang akan melihat kami dan pembenciku akan semakin meningkat. Hasilnya, aku akan menjitak kepala Jungkook.

"Kau mengagetkanku, Jungkook!" seruku menghela nafas dan kembali fokus pada buku bacaanku mengenai desain interior. Namun hal itu tidak bertahan lama ketika Jungkook meraih buku yang kupegang dengan cepat dan ia membungkuk kepadaku dengan tangan bertumpu di atas meja.

"Ada apa, huh?!" seruku.

"Kemana kau dua hari yang lalu?" tanya Jungkook menatapku tajam, "Kenapa kau mendadak pergi meninggalkan aku?"

"Aku ada urusan," jawabku datar berusaha meraih buku yang ada di tangan kirinya, namun pria itu kembali menjauhkannya.

"Kenapa kau tidak mengabariku malam harinya? Atau sekedar meminta maaf karena meninggalkanku? Apakah kau sekali saja pernah mengecek handphone-mu?"

Aku menghela nafas. Kurasa aku salah bertindak sehingga Jungkook terlihat kesal pagi ini.

"Baiklah, aku minta maaf, aku—"

"Aku khawatir padamu, Kim Sohyun!" kata Jungkook meninggikan suaranya, "Betapa khawatirnya aku ketika kau bahkan tidak menjawab teleponmu!"

Aku menundukkan kepalaku, berusaha menghindari kontak mata dengan pria bermata elang di depanku ini. Yah, kuakui aku tidak mengecek handphone-ku karena perhatianku tertuju pada Yoongi. Saat bekerja, aku juga tidak melakukannya karena Yoongi. Pria sialan itu membuat jantungku berdegup tidak karuan ketika aku mengingat apa yang ia katakan.

"Maaf," ujarku singkat. Aku memundurkan posisiku untuk menjauh sedikit dari wajahnya yang hanya berjarak 20 cm dari wajahku.

Jungkook menghela nafasnya. Hening untuk beberapa saat bagi kami dan aku juga tidak mengerti kenapa Jungkook masih dengan posisinya menatapku dengan tatapan tajam miliknya, membuatku merasa tidak nyaman.

"Kenapa kau—"

"Jadilah kekasihku."

Untuk sepersekian sekon, aku merasa waktu berhenti berputar, dan kepalaku terasa pening hanya untuk merepson dua kata yang terucap dari Jungkook.

"Mwo?"

"Jadilah kekasihku, Kim Sohyun," ulang pria itu sekali lagi.

Aku menggelengkan kepalaku tidak mengerti, "Apa maksudmu berkata seperti ini, huh? Kau mabuk?"

"Orang mabuk mana yang bisa berlari sampai ke sini hanya untuk mencarimu, huh?" tanya Jungkook.

Aku masih terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku tahu ini terlalu cepat untukmu. Kita baru saja berteman dekat beberapa bulan. Tapi aku lelah selalu memikirkanmu dan mengkhawatirkanmu untuk beberapa alasan yang jelas..." ujar Jungkook. Pria itu kemudian menegakkan tubuhnya dan masih menatapku.

"Aku akan menunggu jawabanmu dua hari lagi, Kim Sohyun." Pria itu lalu berjalan keluar dari kelas pagi ini, meninggalkanku yang masih terdiam di tempat dudukku, mencoba mencerna apa yang terjadi.

"Kenapa?" tanyaku ketika Jungkook hampir keluar dari kelas.

"Kenapa aku, Jeon Jungkook?"

Jungkook membalikkan tubuhnya dan tersenyum tipis menatapku.

"Jika aku bilang aku menyukaimu dan nyaman bersamamu, apakah kau percaya?"

Tidak.

Kenapa caranya menyatakan perasaan mirip sekali dengan cara Yoongi berbicara waktu itu?

Snow & Fire ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang