[Author's Side]
"Desain retro?"
"Ya! Desain retro! Memangnya kenapa?"
"Kau gila?"
"Gila katamu?! Kau mengatai aku gila hanya karena aku mengajukan ide desain retro?!"
Han Jungjae menghela nafas ketika melihat kedua orang di hadapannya kini mulai berdebat.
"Hei, ini sudah tahun berapa! Kenapa kau malah memilih desain retro untuk produk musim dingin?!"
"Itu menarik, asal kau tahu. Ada banyak orang yang suka retro!"
Yoongi menghela nafas berat. Sepertinya baru tadi ia merasa bahwa mereka sudah berbaikan. Baru saja jantungnya berdebar kencang saat merasakan jari-jemari lembut Sohyun membalas genggamannya erat. Namun jika seperti ini lagi, kemungkinan Sohyun tidak akan menjadi gadis lembut seperti tadi. Pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi, memilih untuk tidak ingin membalas ucapan gadis itu walau ia kesal setengah mati dan ingin menyanggah ucapan Sohyun.
Terkadang, Yoongi tidak mengerti isi pikiran seorang gadis macam Kim Sohyun.
Jika setiap orang akan melakukan yang terbaik untuk orang yang disukai-seperti menyenangkan hatinya, misal-Min Yoongi bukanlah orang yang akan melakukan hal seperti itu. Sekalipun ia menyukai Sohyun, jika ia tidak setuju, atau jika mereka berdebat, Yoongi akan tetap menyampaikan isi pikirannya, dan mendebat gadis itu. Namun untuk kali ini saja, Yoongi ingin menahan emosinya.
"Kalian ini ke sini untuk mengajukan ide, bukan? Kenapa malah jadi berdebat sendiri? Aku bukan juri untuk acara debat kalian," ujar Jungjae sembari tersenyum tipis. Baik Yoongi dan Sohyun kini mengalihkan perhatiannya ke arah lain karena malu pada pria paruh baya di hadapan mereka.
Yoongi menundukkan kepalanya, "Maafkan kami, Sajangnim."
"Yoongi, sudah berapa kali aku berkata padamu, jika ada orang yang mengajukan pendapat, kau harus mendengarkan dengan baik dan menelaah ide tersebut. Kau ini masih belum berubah juga."
Yoongi terdiam. Selama dua tahun bekerja di Leon Corp saat ia mulai bekerja saat kembali ke Korea, Jungjae selalu berkata demikian padanya karena emosinya yang tidak stabil dan selalu bersikap seperti ini.
Jungjae lalu melirik Sohyun, "Kau bernama Kim Sohyun, bukan?"
Gadis itu menoleh kepada Jungjae dan menganggukkan kepalanya sopan, "Iya, Tuan. Maafkan sikap saya tadi."
Jungjae tersenyum, "Harap maklum jika kau bekerja sama dengan Yoongi. Pria ini emosional. Dia selalu seperti ini ketika bekerja di sini."
Yoongi kesal mendengar perkataan itu dari atasannya. Tentu saja itu akan menambah kesan buruk di depan Sohyun. Sementara gadis itu hanya diam mendengarkan.
"Aku senang kalian memiliki ide-ide bagus untuk desain produk menjelang musim dingin. Tapi aku harap kalian tidak berdebat seperti ini lagi. Kalian tidak akan menemukan titik terang jika seperti itu," ucap Jungjae lagi memberikan nasehat.
"Maafkan kami," ucap Sohyun dan Yoongi bersamaan, membuat mereka saling lirik kemudian.
Jungjae tersenyum, "Baiklah. Ide kalian akan aku tampung terlebih dahulu. Kalian boleh pulang sekarang."
Yoongi dan Sohyun pun bangkit dari duduknya dan pamit, kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Jungjae menatap keduanya sampai menghilang di depan pintu. Tak lama kemudian pria paruh baya itu tersenyum.
"Ah... Yoongi sudah berubah rupanya," gumamnya sembari tersenyum.
[Author's Side - End]
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow & Fire ✔️
RomanceJika hidup memiliki banyak peluang yang bisa dilakukan, aku akan memilih peluang bertemu dengannya satu banding satu juta! Di mataku, dia adalah seorang parasit. Sosok dingin menyeramkan yang selalu ingin menang sendiri dan memanfaatkan orang lain...