[Author's Side]
Min Yoongi bukanlah orang yang suka jalan-jalan. Baginya, hal itu sangat melelahkan. Menghabiskan tenaga dan uang, bukan tipe seorang Yoongi. Namun karena seorang gadis bernama Sohyun, sekarang ia rela menentang idealismenya tentang berdiam diri di rumah. Bagaimana tidak? Menghabiskan waktu bersama-sama dengan orang yang disukai seharian, siapa yang tak ingin?
Seperti itulah Yoongi sekarang. Pria itu terlihat senang sekali-walau ia tak menunjukkannya dengan ekspresi wajah. Apalagi ketika ia melihat Sohyun yang terlihat aktif memotret semua hal yang ia lihat di festival musim gugur, di kampung halaman Yoongi, Daegu.
Lihatlah, bagaimana seorang Sohyun tersenyum hanya karena melihat beberapa pameran bahan kerajinan dan benda desain interior lainnya. Melihat gadis itu saja sudah cukup membuat Yoongi tenang, apalagi melihat senyumnya seharian?
Perjalanan mereka berakhir dengan perasaan senang dan kecewa yang datang bergantian di hati pria itu. Senang karena bisa mengenalkan Sohyun kepada ibunya. Dan sedikit kecewa karena Sohyun sepertinya menghindari Yoongi sejak pria itu 'melamar' Sohyun.
Yah, Yoongi sendiri jujur saja merasa malu karena berkata begitu. Tapi mau bagaimana lagi, itu yang Yoongi rasakan. Ia mungkin takkan punya kesempatan lagi untuk berbicara dengan Sohyun dengan kesadaran penuh seperti itu.
Yoongi mencoba untuk fokus bekerja siang ini. Semua program di komputernya ia buka, dan sesekali ia menggerakan tangan dan pena untuk menggambar sketsa. Yah, sedikit banyak perasaan tak nyamannya untuk bertemu Sohyun hari ini bisa berkurang.
"Wah, Yoongi. Desain yang ini bagus sekali!" seru Baekhyun sembari melihat desain yang baru saja Yoongi cetak sebagai hasil evaluasi projek mereka.
"Daebak!" seru Yoojung, "Benar, desainnya luar biasa bagus!"
Yoongi melirikkan matanya ke arah dua orang yang sedang menikmati desain buatannya, kemudian ia tersenyum kecil.
"Yaa, aku juga mau kau buatkan desain sebagus ini untuk kamarku," kata Baekhyun.
"Dan kau harus membayarnya, Baekhyun," kata Kyungsoo dengan wajah datar dan matanya masih fokus menatap beberapa berkas di tangannya.
"Aigoo, orang satu ini," ujar Baekhyun melirik pria berkaca mata itu datar.
"Tentu saja, Hyung. Aku akan membuatkan desainnya untukmu nanti," jawab Yoongi sembari tersenyum tipis.
"Uwaah!! Terima kasih!" jawab Baekhyun tertawa senang. Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Namun Yoongi merasa cukup senang karena apa yang ia buat merasa dihargai. Melihat ekspresi orang lain begitu senang karena karyanya, membuat Yoongi termotivasi untuk membuat banyak desain unik lainnya. Ia harus menunjukkan bahwa ia bisa jadi desainer interior yang terbaik.
Pria itu mulai sibuk menggambar, melihat layar komputer, dan sesekali membuka beberapa berkas di atas mejanya. Yoongi bahkan sampai tak sadar kalau sejak tadi Sohyun sudah masuk ke kantor, bertegur sapa dengan yang ada di dalam ruangan, dan duduk di kubikel kerjanya.
Sebuah pesan tiba-tiba mengalihkan atensi pria itu. Inginnya ia melihat pesan tersebut sekilas, namun melihat nama pengirim pesan di layar handphone-nya membuat Yoongi merasa senang.
Dari: Ibu
Yoongi? Bagaimana kau dan Sohyun? Apakah ia pulang dengan baik-baik saja kemarin?Yoongi menggerakan jemarinya pada layar sentuh itu, menggetik beberapa kata.
Kepada: Ibu
Baik, Bu. Aku dan Sohyun pulang dengan selamat kemarin. Sekarang aku sedang bekerja.Dari: Ibu
Eoh, baiklah. Ibu ada mengirimkan bahan makanan tadi pagi-pagi sekali. Mungkin sekarang bahan makanannya sudah sampai. Kau harus mengeceknya dan memasukkannya ke dalam kulkas. Jika tidak akan basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow & Fire ✔️
RomanceJika hidup memiliki banyak peluang yang bisa dilakukan, aku akan memilih peluang bertemu dengannya satu banding satu juta! Di mataku, dia adalah seorang parasit. Sosok dingin menyeramkan yang selalu ingin menang sendiri dan memanfaatkan orang lain...