CHAPTER 28

428 89 4
                                    

Aku menatap sekeliling halaman sekolah tempatku pernah menuntut ilmu sebelum akhirnya aku pindah sekolah ke Anyang High School. Memori masa laluku berputar perlahan-lahan ketika kulihat setiap sudut bangunan serta taman yang ada di sini. Lapangan basket yang selalu jadi tempat berkumpul para siswa, dan pohon besar yang menjadi tempat favoritku, semuanya masih sama seperti dulu.

Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika aku mengenang tempat ini. Ada rasa suka, dan juga kenangan yang tak ingin sama sekali kuingat. Kenangan tentang Yoongi, kenangan tentang rasa sukaku pada Taehyung, dan juga kenangan buruk masa perundungan yang terjadi ketika aku sekolah di sini.

"Sudah lama sekali, ya," katanya ketika kami memutuskan untuk duduk di dekat sebuah lapangan bola kaki yang luas. Di hadapan kami, segerombol siswa-siswa sedang seru bermain bola kaki. Udara siang ini memang cukup terik, namun karena musim gugur, rasanya jadi lebih sejuk.

Aku hanya tersenyum tipis sembari menatap jauh apa yang ada di hadapanku, "Ya. Sudah lama sekali."

Sudah lama sekali memori menyakitkan itu masih ada di kepalaku.

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanyaku.

Taehyung menolehkan kepalanya padaku, "Entahlah. Aku hanya ingin mengajakmu bernostalgia saja. Karena tidak ada lagi yang bisa kuajak kemari selain kau."

"Jika hanya ini yang kau inginkan, lebih baik antar aku pulang sekarang," jawabku, "Aku lelah."

"Ayolah, aku hanya ingin berbincang dengan teman lama. Apakah kau tidak ingin berbincang banyak denganku?" tanyanya lagi sembari menatapku tajam. Ditatap Taehyung seperti itu membuatku mendadak gugup entah mengapa. Walau dulu aku memang pernah suka dengannya, tapi aku tidak merasa perasaan itu masih ada sekarang karena sikapnya yang menyeramkan bagiku.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Kenapa kau mau bekerja dengan Yoongi?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanyaku balik.

"Aku hanya heran, kenapa kau masih mau bekerja bersamanya, padahal dulu hidupmu menderita karenanya," jawab Taehyung. Aku menatap Taehyung dengan cukup ngeri.

"Aku tidak pernah menyangka seorang Yoongi mau mencium gadis sepertimu saat itu. Dan karena dia juga kan, kau akhirnya di bully dan harus pindah sekolah karena kau tak tahan dengan semua yang terjadi."

"Bisa kau tidak membahas itu?" tanyaku dengan perasaan tak enak. Aku sungguh benci harus mengingat memori itu.

"Bukankah harusnya kau membenci Yoongi? Kenapa kau bekerja bersamanya?"

"Aku ingin pulang," ucapku kemudian beranjak dari dudukku. Aku melangkah kemudian, berniat pulang sendiri dan meninggalkan Taehyung, namun langkahku terhenti karena pria itu menahan lenganku.

"Kau ingin bekerja bersamaku?" tanya Taehyung.

"Apa maksudmu?"

"Kau bisa keluar dari perusahaan milik Bae Irene, kemudian kau akan kutarik untuk bekerja di Yamamoto Design. Gajimu tentu akan lebih tinggi dari yang di sini, dan aku akan membantumu untuk mengembangkan desainmu, dan mengalahkan Yoongi."

"Aku tidak tertarik," ucapku.

"Wah, kenapa?" tanyanya, "kau menyukai pria itu?"

"Bisa hentikan asumsi konyolmu itu?"

Taehyung terkekeh, kemudian ia melepaskan tangannya dari lenganku, "Baiklah, jika itu maumu. Tapi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu pada Yoongi karena kau menolakku."

Snow & Fire ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang