CHAPTER 18

597 113 26
                                    

Vote and comment yaa hehe karena tanpa kalian, cerita ini bukan apa-apa... 😁

Happy reading gaess 😃😊😁😆



















Aku mendelik kesal pada Yoongi yang kini sedang duduk di salah satu meja di sebelahku dengan laptop di hadapannya. Sementara aku kini duduk di meja komputer, di dalam ruang kerja milik pria ini!

"Hei, kerjakan tugasmu. Berhenti menatapku seperti itu. Jam dua belas nanti sudah harus selesai," ujar Yoongi datar masih menatap layar datar itu sembari memainkan mouse-nya.

"Kau tahu? Kau itu benar-benar pengganggu yang sangat menyebalkan!" desisku kesal pada Yoongi.

Pria itu mendengus, "Ah... maafkan aku mengganggu kencan kalian yang sangat romantis malam ini," sindirnya.

Aku meniup poniku karena kesal dan mengalihkan wajahku pada layar komputer. Tugas ini sebenarnya tidak terlalu banyak dan bisa diselesaikan dalam waktu satu jam seorang diri! Tapi dengan anehnya Min Yoongi menyuruhku ikut mengerjakan tugas ini juga.

Pria itu bahkan sampai bicara dengan Jungkook dengan berkata ada urusan denganku. Sehingga akhirnya Jungkook mengalah, dan membiarkan Yoongi membawaku ke apartemen miliknya.

Bukankah ini hal yang aneh?

Ketika jariku akan mulai menari di atas keyboard, ingatanku kembali atas kejadian sebelumnya.

"Yaa," tegurku pada pria di sebelahku. Sementara Yoongi hanya meliriku sekilas lalu kembali pada pekerjaannya.

"Taehyung kembali ke Korea," ucapku kemudian. Dan seketika itu juga, Yoongi menghentikan kegiatannya. Matanya terbelalak menatapku.

"Kau bertemu dengannya?"

"Aku—"

Yoongi menggeser tempat duduknya mendekat, "Dimana kalian bertemu? Kapan bertemunya?" potongnya dengan tidak sabaran.

"Aku bertemu dengannya di bandara," jawabku, "Tapi kau tahu hal mengejutkannya? Taehyung adalah sepupu Jungkook."

"Mwo?!" seru Yoongi seketika meninggikan suaranya, membuatku terlonjak ke belakang sedikit karena terkejut.

"Bisa tidak teriak, hah?!" balasku.

"Kau harus mengakhiri hubunganmu dengan Jungkook," ujar Yoongi kemudian. Seketika kuambil beberapa berkas dan kupukul pundaknya.

"Kenapa kau memukulku?!" serunya padaku.

"Gunakan akalmu! Kenapa aku harus putus dengan Jungkook karena hanya Taehyung, hah?"

Yoongi menghela nafas, "Baiklah. Terserah. Tapi yang jelas, hindari Taehyung sebisa yang kau bisa."

Aku kembali mengernyitkan dahiku. Isi pikiran Yoongi selalu tidak bisa ditebak.

"Boleh aku bertanya padamu satu hal?" tanyaku padanya. Yoongi menatapku kemudian sebagai jawabannya.

"Ada apa hubunganmu di masa lalu dengan Taehyung? Kenapa tidak berjalan dengan baik sampai sekarang? Kau terlihat sangat membencinya."

Yoongi bungkam. Ia hanya terdiam cukup lama setelah aku bertanya demikian.

"Kau tidak perlu tahu urusan pria. Lebih baik lanjutkan pekerjaanmu. Setelahnya kuantar kau pulang."

Aku merengut kembali dan mengerjakan tugasku lagi. Kantuk dengan sialnya menyerangku. Tepat pada bagian terakhir dari tugasku, aku menguap.

"Aku sudah selesai. Cepat antar aku pulang. Aku mengantuk!" ujarku pada Yoongi.

Snow & Fire ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang