Aku menghela nafas panjang dan berdiri cukup lama sembari menatap gedung kantor tempatku bekerja. Dengan sangat terpaksa aku akhirnya harus masuk bekerja lagi. Besok adalah keberangkatan para rekan kerjaku ke Tokyo, Jepang. Setidaknya aku harus mengurus beberapa berkas untuk keberangkatan mereka. Dan benar saja, hal yang tidak ingin aku hadapi hari ini adalah tatapan tajam Yoongi dari kursi kerjanya.
"Eoh, Sohyun!" seru Yoojung tersenyum senang ketika aku masuk bekerja setelah hampir seminggu tugas dan ujian kuliah merundungku.
"Wah, yang kurindukan akhirnya datang juga!" ujar Baekhyun tersenyum dengan mata yang menyipit. Aku hanya mendengus sembari tersenyum pada pria itu dan Yoojung, serta mengabaikan Yoongi.
"Dimana Irene dan Kyungsoo?" tanyaku pada mereka.
"Ah, keduanya sedang ada pertemuan di kantor Leon. Membahas masalah keberangkatan ke Jepang." Baekhyun menjawab lalu mendekat padaku. Aku menatap pria di depanku ini dengan aneh karena ia terlihat tersenyum.... dengan makna tersembunyi di sana.
"Wae?" tanyaku melihat Baekhyun dengan curiga.
"Yaa," gumam Baekhyun. Ia menundukkan dirinya sedikit padaku yang sudah terduduk di kursi. Sementara Yoojung hanya menatap kami, "Kau benar mantan kekasih Yoongi?"
Aku membesarkan mataku lalu dengan cepat menatap Yoongi yang kini mulai sibuk dengan pekerjaannya.
"Apa maksudmu berkata seperti itu lagi?" tanyaku dengan suara yang cukup terdengar untuk orang di ruangan ini. Baik Baekhyun dan Yoojung menatapku dengan tatapan tanya.
Yoongi menolehkan kepalanya pada kami, lebih tepatnya padaku.
"Berkata apa?"
"Sudah berapa kali aku bilang bahwa kenal denganmu saja aku menyesal, Min Yoongi!" seruku kemudian.
"Ya-yaa, Sohyun," gumam Baekhyun yang terkejut melihat reaksiku yang marah pada Yoongi.
"Memang benar kau mantan kekasihku. Kenapa kau mengelak?"
"Kapan aku pernah punya hubungan denganmu?!"
"Kita pernah berciuman. Bukankah itu pertanda kita pernah menjalin sebuah hubungan?"
Aku membelalakan mataku, "Hanya karena sebuah ciuman kau menganggap aku kekasihmu?!"
"Sohyun, sudah..." ujar Yoojung menenangkanku. Wajah gadis itu dan Baekhyun sama-sama terkejut dengan apa yang terjadi sekarang.
"Ada apa ini?" tanya Irene yang baru saja kembali bersama Kyungsoo. Mata gadis itu menelisik apa yang sedang terjadi di kantornya karena mungkin suaraku terdengar sampai keluar.
"Ikut. Aku. Sekarang!" seruku pada Yoongi. Langkah aku dulukan menuju lantai dua. Atap yang terbuka, itu tujuanku. Jika berbicara di lobby, mungkin yang lain bisa mendengarku.
Sesampainya di atap, tidak lama kemudian Yoongi muncul di belakangku.
"Kau benar-benar brengsek!" seruku langsung mencerca dirinya karena emosi sudah sampai di ubun-ubun.
Pria itu menghela nafas, "Terserah apa katamu. Jika kau menyuruhku ke sini hanya untuk dimaki, lebih baik aku kembali bekerja. Kau membuang waktuku," ujar Yoongi yang hendak berbalik.
"Apa maumu, Min Yoongi?!"
Pria itu menghentikan langkahnya tanpa menoleh padaku.
"Kenapa kau bersikap seperti seolah kau adalah orang baik, eoh?! Tidak tahukah kau apa yang kau lakukan padaku? Kau... kau nyaris menghancurkan hidupku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow & Fire ✔️
RomanceJika hidup memiliki banyak peluang yang bisa dilakukan, aku akan memilih peluang bertemu dengannya satu banding satu juta! Di mataku, dia adalah seorang parasit. Sosok dingin menyeramkan yang selalu ingin menang sendiri dan memanfaatkan orang lain...