CHAPTER 31

423 76 23
                                    

"Sohyun! Desain yang kemarin diminta sudah selesai?"

"Eoh. Sudah kukirim ke e-mail milikmu, Sonbae," jawabku sembari masih menatap laptop.

"Oh, terima kasih!" jawab Baekhyun.

"Yoongi, menurutmu bagaimana dengan desain ini?"

"Akan lebih bagus jika kita bisa memodifikasi bagian ini. Jika warna putih terlalu monoton,"

"Oke, akan kuubah."

"Semuanya!" seru Irene ketika kami sedang sibuk pada pekerjaan kami hari ini. Sontak kami menoleh cepat ke arah wanita itu.

"Lusa adalah hari keberangkatan kita ke Jepang," katanya, "Jadi persiapkan semuanya dengan baik. Besok, kita akan rapat sejenak, lalu pulang cepat untuk istirahat. Mengerti?"

"Nde!"

"Baiklah. Silakan lanjutkan bekerja lagi!"

Irene pun pergi dengan senyum di wajahnya, pun sama dengan kami yang cukup semangat hari ini untuk bekerja. Aku menghela napas lega ketika melihat hasil desainku yang sudah hampir rampung. Ketika aku hendak mencetak hasilnya, netraku bersibobrok dengan Yoongi yang juga tidak sengaja menatapku. Kami hanya berpandangan sedetik, kemudian aku memalingkan wajahku ke arah lain.

Ya.

Tidak ada yang berubah. Sejak kejadian beberapa hari lalu ketika aku dan Yoongi bertengkar, kami semakin saling tidak bertegur sapa. Aku sudah lelah dengannya karena pada akhirnya aku tidak menemukan titik temu sama sekali dalam masalah ini.

Memang lebih baik, aku pindah kerja saja. Aku tidak tahan dengan situasi canggung antara aku dan Yoongi jika seperti ini terus.

"Bagaimana persiapanmu, Hyun?" tanya Yoojung.

Aku tersenyum tipis, "Begitulah."

"Aku cukup sedih karena setelah dari Jepang, kau akan pindah kerja ke Yamamoto," ujar Yoojung menghela napas.

"Benar! Kita akan merindukanmu, Sohyun!" timpal Baekhyun dengan wajah cemberut.

"Hei, jangan membuatnya merasa tidak nyaman," kata Kyungsoo menatap Baekhyun dengan datar.

Aku tertawa kecil, "Tenang saja. Aku akan sering mampir kemari."

"Janji, ya!" kata Baekhyun tersenyum, kemudian ia menatap ke arah Yoongi, "Yaa, Yoongi! Kau tidak ingin memberikan sepatah kata untuk Sohyun?"

Aku hanya bisa diam menunggu jawaban pria itu tanpa berniat menatapnya. Terdengar suara gesekan kursi, dan langkah kaki. Pria itu sepertinya hendak pergi dari sini.

"Semoga sukses." Langkah kaki Yoongi kemudian pergi semakin jauh dari runguku, dan diam-diam membuat jantungku mencelos.

"Astaga, dia dingin sekali!" sinis Yoojung, "ada apa dengannya belakangan ini, hah?"

"Dia memang begitu. Abaikan saja. Intinya, kau harus fokus pada pekerjaanmu nanti. Dan sering-seringlah mampir kemari," kata Kyungsoo tersenyum ke arahku. Aku menganggukkan kepalaku dengan pelan dan tersenyum kembali. Paling tidak, ada orang yang memberikanku semangat akan hal ini.

Siang setelah makan, kami menghadiri rapat ke Leon Corp. Membahas beberapa desain terbaru yang bisa dikembangkan, dan juga masalah pindah tugas diriku dan Taehyung ke Yamamoto cabang Korea.

"Ini keputusan yang sangat berat. Tapi keduanya sudah setuju untuk pindah kerja ke sana. Setelah pertemuan di Jepang, mereka akan segera pindah tugas. Tapi ini bukan berarti akhir dari kerja kita, karena ini meningkatkan kerja sama kita dalam bidang desain." Han Jungjae mengutarakan pidato singkat sebelum menutup rapat. Beberapa orang di dalam ruang rapat ini terlihat sedih dengan kabar ini. Terutama beberapa karyawan Leon Corp yang kurasa sedih karena Taehyung akan pergi dari sini.

Snow & Fire ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang