Pagi hari di hari kedua peresmian calon anggota MARI, jam menunjukkan pukul 7 pagi. feia dan leo masih nyaman dengan posisi mereka yang saling memeluk di atas kasur.
Drrt drrt drrt
Leo terbangun karna merasakan sebuah ponsel yang bergetar. ia mencari cari dimana ponsel tersebut dengan satu tangan tanpa beranjak karna feia yang masih memeluknya dalam tidur. leo mengambil ponsel itu, ponsel milik feia.
My alex is calling...
My alex?!!. batin leo lalu tersenyum kecut setelahnya. ia berfikir, menimang nimang apakah ia harus menjawab panggilan telfon itu atau tidak. ketika ia melihat feia yang belum ada tanda tanda akan bangun, ia memutuskan untuk mengangkat telfonnya.
"Morning sayaaaang" terdengar suara alex disebrang sana begitu leo mengangkat telfon. leo memberikan muka masam yang tidak bisa dilihat alex, "feia masih tidur" tuturnya pada alex disebrang sana dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.
Leo tidak tau bagaimana ekspresi alex karna setelah dia mengatakan itu ada jeda cukup lama baru alex membuka suaranya kembali, "kenapa lo yang angkat telfonnya?" tanya alex dengan suara tenang ditelfon. "tadi kan gue udah bilang feia masih tidur." ulang leo menjelaskan perkataannya pada alex.
Terdengar suara sambungan telfon terputus dan leo melihat layar ponsel feia, benar telfon telah berakhir. leo meletakkan kembali ponsel itu ditempat semula. leo memperhatikan wajah feia yang masih tertidur,
"Masih cantik kaya biasanya.." gumam leo pelan tersenyum sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah feia. ia terus memperhatikan feia yang masih pulas berlayar dialam mimpinya.
Kriieeet
Suara pintu kamar terbuka dan menampakkan seseorang yang berjalan masuk sambil memainkan ponselnya. "belum bangun??" tanyanya pelan berjalan kearah tumpukan tas tas miliknya. steve. "belum. kayanya dia kecapean plus kurang tidur" ujar leo memberitahu steve. "nanti jam 9 kita kumpul dihalaman belakang sama yang lain" ujar steve dengan tegas namun suara yang masih dibilang cukup pelan memberitau leo lalu berlalu keluar kamar dan tidak lupa menutup pintu.
Leo mengedarkan pandangan mencari letak keberadaan jam. begitu matanya menemukan benda bulat menempel didinding menunjukkan sudah pukul setengah 8, itu tandanya dia sudah terbangun setengah jam yang lalu tapi belum beranjak dari kasur.
Sebetulnya ia tidak tega jika harus membangunkan feia, tapi ia ingat bahwa jam 9 mereka harus berkumpul. leo memang menganggap steve seperti teman sekaligus kakak baginya, dia akan menurut dan menghormati steve jika laki laki itu sudah berbicara. karna setiap perkataan yang steve utarakan pasti laki laki itu sudah pikirkan dengan matang.
"Feee bangun fee" leo menepuk nepuk pipi feia pelan untuk membangunkannya. feia menggeliat kecil dan dengan perlahan membuka matanya. feia membulatkan matanya seketika begitu dirinya menangkap sosok yang tidur didepannya yang sedang ia peluk.
Seketika feia langsung bangun dan terduduk diatas kasur. "kok lo bisa ada disini?" tanya feia panik menoleh kearah leo yang mengikutinya bangun dan duduk. "semalem lo ketiduran, dan lo pasti tau kelanjutannya gimana" jawab leo santai terlihat di wajahnya.
Feia merutuki dirinya sendiri yang punya kebiasaan tidur seperti itu. "maaf ya al, pasti gak nyaman banget ya?" tanya feia menyesal dengan wajah baru bangun tidurnya yang sontak membuat leo hanya tersenyum lalu mengacak rambut feia gemas.
"Udah lo mandi sana. jam 9 kata bang steve kita disuruh kumpul" ujar leo pada feia. tanpa berpikir panjang feia langsung bangkit dan keluar menuju kamarnya. feia sadar begitu buka mata bahwa dia tidak berada dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You&I
RomanceFeia Adiyaksa hanyalah gadis kuliahan biasa. bersahabat dengan Aleo Putra Tungga. laki laki hits kampus walaupun dia tidak menyukai itu. mereka bersahabat layaknya seperti sepasang kekasih. orang tua saling mengenal dan tanpa feia sadari bahwa leo m...