"No-no-no! Gue emang pinter, tapi nama gue bukan Pinterpen. Gue Piterjun."
Itu orang conge atau gimana? Ganteng-ganteng congean.
Si Peterjun itu turun dari terbangnya dan menghampiri gue, tangannya terulur untuk berjabatan. "Kenalin, gue Peterjun berasal dari rahim. Lo Jean, kan?" tanyanya yang gue balas anggukan.
"Lo ngapain di sini? Galau ditinggal tinkerbell kawin?" tebak Johnny yang gue rasa tepat sasaran.
"Gak perlu, karena gue udah punya tinkerbell baru." Peterjun tiba-tiba aja merangkul leher gue.
Gue melotot. Apa-apaan anak ini? Dia bilang gue tinkerbell? Manusia bau ampas kayak gue dibilang tinkerbell? Apakah ini sebuah konspirasi?
Taeyong langsung menendang kaki Peterjun dan membuatnya hampir jatuh. "Atas dasar apa lo ke sini?"
Peterjun lalu melipat kedua lengannya di depan dada. "Penasaran aja, gimana bentuk manusia yang udah bikin Traumweltesh gempar."
Mona menaikkan sebelah alisnya bingung. "Maksudnya?"
"Kalian enggak tau? Semua keanehan di seluruh daerah yang terjadi belakangan ini, semuanya karena dia," Peterjun menunjuk gue dengan telunjuknya.
Gue semakin bingung. Kenapa kedatangan gue justru membuat kekacauan? Harusnya mereka bersyukur didatangin makhluk cantik kembarannya Mbak Yoona.
"Jadi, para painster dan kartu-kartu punya Taeyong mendadak menyerang secara barbar itu.. karena Jean?" ucap Mona melihat ke arah gue.
Peterjun mengangguk. "Bukan cuma itu, seluruh monster di dunia ini mengincar dia. Gue rasa bukan hanya monster, tapi semua orang, hewan, dan tumbuhan juga mengincar dia."
"Kenapa gue?"
"I don't know. Peterjun memang pintar namun tak sepintar detective Conan dan temennya si cungkring." Kata-kata Peterjun membuat gue pengen nabok mukanya.
Untung ganteng.
Sebentar deh, Peterjun tadi bilang kalo manusia juga mengincar gue? Apa berarti mereka juga bakal ngelakuin hal yang sama?
Gue reflek mundur, menjauhkan tubuh gue yang sebelumnya bersampingan dengan Johnny.
Johnny sadar dengan pergerakan gue. "Kenapa ngejauh? Kita gak bakal nyakitin lo, Jean. Gue janji bakal lindungin lo sampai lo bisa pulang ke dunia melon lo itu."
Walaupun kesal dengan dia yang selalu mengatakan bumi sebagai melon, tapi gue enggak bisa bohong kalau gue terharu mendengarnya.
Johnny mengulurkan tangannya. Dia menatap gue dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Gue luluh. Apa lagi dia ganteng.
Mungkin kalo Johnny gue bawa ke bumi, dia bakal ditawarin jadi pemeran sinetron '7 Manusia Harimau'.
"Gue juga." Mona merangkul gue. "Sebelum lo pulang ke dunia asal lo, gue bakal ajarin caranya mandi kembang 7 rupa. Dijamin lo bakal awet muda kayak lukisan."
"Taeyong juga bakal ikut bantu. Ya gak, Yong?" ucap Johnny sambil menepuk pundak Taeyong.
Taeyong langsung menatap gue. Mata kita saling bertemu. Tanpa ekspresi apa pun, dia hanya berdehem.
Harus banget ya, mukanya songong begitu? Untung ganteng. Coba kalo mukanya kayak pantat panci, mungkin udah gue jual ke Uncle Ah Tong.
"Tapi dia?" gue menunjuk Peterjun, membuat Johnny, Mona, dan Taeyong kompak melihat ke arahnya.
"Gak tertarik. Kalo pun gue jual lu, emang bakal ada yang mau beli?" balas Peterjun dengan senyumannya yang sangat menyebalkan itu.
Johnny sangat senang mendengarnya. Dia menarik gue untuk jalan kembali melanjuti perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO CULTURE HALLOWEEN
Fanfiction(NCT Fanfiction) ❝Bagaimana rasanya saat kau bangun dan telah berada di dunia yang berbeda? What the hell?! Ini bukan waktunya Halloween!!❞ ---------------------------------------------- ---------------------------------------------- Jean Athaleta R...