Berkat bantuan dari Kakek Yuta, kini Jack dan yang lain terlepas dari serangan elf itu. Rasanya seperti bangkit dari kematian.
"Jack, kamu enggak pa-pa?" Mbak Uwu memegang kedua pundak Jack. Ia sangat khawatir pada mantan suaminya ini.
Jack terlalu lemah untuk menjawab, ia hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
"Aduhh gila, hampir aja rambut gue rontok," rutuk Mona sambil menyisir lembut rambut panjangnya.
Tiba-tiba saja Peterjun datang dengan ekspresi penuh tanda tanya dan menghampiri yang lain. "Lho, udah selesai baku hantamnya? Kok cepet?"
Johnny mendelik. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Peterjun memudahkannya untuk menjitak kepala lelaki itu. Bukan jitakan pelan, namun jitakan penuh emosi.
"Aduhhh sakit tau!" dengus Peterjun sebal. "Ini siluman kocheng oren, ngajak baku hantam lagi ha?"
Plak!
Bokong Peterjun ditendang begitu saja dari belakang. Ternyata pelakunya Jisung. Bahkan Peterjun sampai jatuh dan menabrak Taeyong.
Bibir mereka nyaris bertumburan jika Taeyong tidak segera menampar wajahnya agar menjauh. "Najis!" dengus Taeyong setelah itu.
Kunions sudah lelah melihat kelakuan Peterjun setiap harinya. Anak itu selalu saja membuat ulah. Akhirnya Kunions menarik kerah belakang Peterjun agar remaja satu ini tidak menambah keributan.
"Kok saya sepertinya pernah lihat kalian ya?" Kakek Yuta memandang para lelaki dan dua gadis di hadapannya dengan dahi yang berkerut.
Beberapa kali Kakek mengetukkan kepalanya dengan jari, seraya mengingat kembali memori-memori hidupnya. Ya maklum, hidup selama 198 tahun tentu saja membuat Kakek sedikit sulit untuk mengingat wajah orang-orang yang pernah ia temui.
"Ini aku Kek, Nobiyang. Yang waktu itu minta kirimin santet ke Giant sama Suneo, juga pelet ke Shizuka. Inget enggak Kek?"
"Oalah... kamu bocilsu kurang ajar itu ya. Iya-iya Kakek ingat," balas Kakek Yuta sembari tersenyum.
Tapi Nobiyang justru takut jika Kakek Yuta sudah tersenyum, apalagi nyengir. Katanya sih mirip boneka Chucky yang dipasangin giginya Nicky Minaj.
"Kita yang pernah minta bantuan ke Kakek untuk membuat ramuan peredam aura. Yang waktu itu Kakek sempet salah kasih ramuan dan buat Jean pingsan," jelas Johnny.
Kakek mengangguk paham. "Terus, kalian ada perlu apa? Mau beli lagu saya ya? Atau mau undang saya ke Hitam Putih?"
"Bukan Kek. Kita ada perlu sama Kakek. Emm tapi kayaknya jangan dibicarakan di sini," ucap Kunions.
Akhirnya, mereka dibawa oleh Kakek Yuta ke suatu ruangan pribadi milik beliau. Ruangan yang penuh dengan gemerlap berlian dan emas. Berbeda jauh dengan rumahnya yang mereka masuki tadi.
"Si grandpa kerjaannya nani sih? Masa nyantet human doang bisa se-rich ini? Naneun heran," bisik Haechan Jackson kepada Jeno.
Jeno mengindikkan bahunya. Dia pun juga sama bingungnya dengan Haechan. "Mungkin Kakek diam-diam melihara Upin Ipin."
Kakek Yuta duduk di kursinya. Ia mengeluarkan sebuah bola ramalan dan meletakkannya di atas meja berlapir emas itu.
"Jadi kalian ingin saya mencari keberadaan Jean?" tebak si Kakek yang tepat sasaran. Semuanya mengangguk kompak.
Kakek pun mulai menggerak-gerakkan tangannya mengitari bola ramalan itu.
"Sembriwing sembriwing, acikiwir acikiwur. Apruf pruf shimsham biri biri, bolo bolo tak den duang, nguhele Jean?"
Jisung mengernyitkan dahinya. "Dia kumur-kumur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO CULTURE HALLOWEEN
Fanfiction(NCT Fanfiction) ❝Bagaimana rasanya saat kau bangun dan telah berada di dunia yang berbeda? What the hell?! Ini bukan waktunya Halloween!!❞ ---------------------------------------------- ---------------------------------------------- Jean Athaleta R...