22 - Fight

18K 3.5K 1.1K
                                    

"YO WHAT'S UP EVERYBODY! MARI NIKMATILAH MALAM SERU KALIAN BERSAMA MUSIK-MUSIK DARI DJ YUTATA! PUT YOUR HANDS UP WUHHHHHH!!"

Johnny, Mona maupun yang lain sama-sama melongo. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa aki-aki yang sudah bau tanah ini masih bisa nge-DJ. Ralat, mungkin lebih tepatnya, masih sempat-sempatnya nge-DJ.

"Yaelah si Kakek mah... bukannya nyari pahala ini malah nge-DJ," ucap Kunions.

Lantunan musik DJ pun memenuhi tempat ini. Kunions dan yang lain jadi kesusahan untuk berkomunikasi, harus teriak-teriak dulu.

Bahkan Mas Taeil yang belum pernah menginjakkan kaki di tempat seperti ini saja telinganya rasa mau pecah.

"KEK! SADAR KEK! INGET TULANG UDAH KERIPUT!" teriak Johnny berusaha untuk memanggil Kakek Yuta yang masih asik menggoyang-goyangkan kepalanya.

Mau teriak pun sebenarnya percuma. Jarak antara mereka dengan Kakek Yuta terbilang cukup jauh, ditambah lagi suara musiknya juga sangat keras. Mau Mas Taeil mengeluarkan suara emasnya pun rasanya percuma.

"JACK, COBA LU CARI PENYIHIR SEKITAR SINI YANG BISA NYANTET," teriak Johnny kepada Jack yang berada di sebelahnya.

Jack menatap Johnny dengan bingung. "HAH? CARI PENITI YANG BISA NYATET?!"

"PENYIHIR GOBLOK!"

"APA? LU GOBLOK? OHH IYA, EMANG."

Sungguh, Johnny rasanya mau nangis saat ini. Kenapa dia bisa-bisanya punya teman tampan yang sayangnya congean seperti Jack? Ganteng-ganteng congean kan percuma. Cukup Jean aja yang conge, Jack jangan.

"Kentut kali ini baunya kayak lavender. Pasti ada yang ngomongin gue nih..." -Jean

Sementara itu di lain sisi, Jeno juga sedang berusaha berbicara dengan Luthor. Namun apa daya, Luthor sama saja congenya.

"BANG LUTHOR, ABANG ENGGAK BISA NARIK KAKEK YUTA KE SINI AJA?" tanya Jeno.

Sebelah alis Luthor pun terangkat. "SAY WHAT?!"

"HAH? JENO ENGGAK SEWOT BANG! ABANG SALAH DENGER!" balas Jeno masih sambil teriak-teriakan.

"HAH? JIGONGNYA DOYOUNG BAU?"

Jeno menggelengkan kepalanya cepat. "AYAH ENGGAK MELIHARA JENGGLOT BANG!"

"OHHH JENGGOT SAYA LEBAT? IYA EMANG. CAKEP KAN?" Lucas tersenyum menampilkan barisan gigi-gigi pepsodent-nya.

Ternyata bukan hanya Jack dan Luthor yang conge, Jeno pun juga sama saja. Sepertinya mereka lelah menjadi lelaki tampan yang terlalu sempurna.

Di tengah-tengah keramaian dan kebisingan ini, tiba-tiba saja muncul suatu keributan yang membuat semua pengunjung memusatkan perhatian mereka kepada dua insan di ujung sana.

Johnny berusaha menyempil diantara puluhan makhluk di sekitarnya. Begitu Johnny dapat melihat keributan itu dari dekat, betapa kagetnya ia karena menyadari bahwa salah satu dari pelaku tersebut adalah Jaemin Kid.

Suasana yang tadinya meriah, kini menjadi suram berkat pertikaian antara Jaemin dan lawannya.

"Ohhh... lihat siapa yang datang? Sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu semenjak kau menipuku dengan batu palsu itu, brengsek!" gertak seorang elf bertubuh besar nan gagah yang kini tengah mencengkram kuat kera baju Jaemin.

Jaemin Kid tampak biasa saja. Ekspresinya datar, sehingga sulit 'tuk menjelaskan apa yang sebenarnya ia rasakan dan ia pikirkan saat ini. Ia 'tak terlihat takut, sedih, marah, atau apapun.

Bugh!

Sebuah hantaman kini telah mendarat di ujung bibir Jaemin Kid. Meski baru sekali, namun hal itu sudah mengakibatkan robeknya ujung bibir Jaemin, terlebih lagi si pelaku tersebut menggunakan cincin yang sangat besar di jari-jari tangannya.

NEO CULTURE HALLOWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang