"Maksud gue, dia harus dibunuh!"
Mona menarik kerah baju anak lelaki itu sangat keras. Ini pertama kalinya gue lihat Mona marah.
"Maksud lo apa?!" gertak Mona.
Si anak lelaki ini justru tersenyum remeh. "Temen lo itu cuma jadi parasit di dunia ini. Dan lo malah melindungi parasit ini."
Tangan gue maupun Mona sudah mengepal. Mulut ini bocah benar-benar memancing amarah.
Mona mencoba untuk mengondisikan emosinya. Akhirnya dia melepaskan cengkraman pada baju anak itu.
"Kalo lo sayang sama nyawa lo, mending lo balik ke rumah, kunci pintu, cuci kaki, sikat gigi, pasang popok terus tidur siang." Mona mendorong kepala Si Anak ini dengan telunjuknya.
Seketika raut wajah anak ini berubah. "Lo bilang gue apa tadi?"
Gue kaget karena sekarang giliran Mona yang bajunya ditarik sama dia. Belum lagi wajah Mona dihadapkan dengan kapaknya.
"Heh kalo mau bacok-bacokan jangan di depan gue kek! Ini biarkan gue pulang dulu napa?!" ucap gue untuk mencoba menghentikannya. Tapi sepertinya enggak mempan.
Mona maupun bocah nyasar ini saling menatap satu sama lain, dengan tatapan membunuh.
"Dengar ya, princess jadungan. Gue bisa aja buat lo mati sekarang, detik ini juga. Lo kira bisa seenaknya di hadapan kaum Barbarian, hah?!" Anak itu mulai mendekatkan kapaknya hingga bersentuhan dengan wajah Mona.
Aduhh gila... mereka yang berantem kenapa gue yang sesak napas?
Ini gue bingung harus gimana. Mau minta tolong, tapi sama siapa? Ini hutan sepinya udah kayak dompet gue. Terus Lisa kudu eottokeh?
"Jisung, berhenti sekarang juga!"
Gue reflek menoleh ke belakang, begitu pula dengan Mona dan anak itu.
Gue bingung ini Si Marconan sama Jaemin Kid datangnya dari mana coba?
Eh sebentar, mereka bilang apa tadi? Jisung? Bukannya itu salah satu nama yang disebutkan oleh Marco?
"Jadi anak ini yang namanya Jisung?" tanya Mona sambil menyeringai. "Kalo orangnya bentukan begini, yang ada cuma jadi PARASIT bagi tim." Lalu Mona melepas secara paksa pegangan Jisung pada kerah bajunya.
"Mon, cukup! Dia ada dalam tim," timpal Marconan.
"Tim? Jadi tim ini yang kalian bilang ke gue? Kalau begitu, dengan senang hati gue bakal keluar sekarang." Jisung membalikkan tubuhnya dan berniat ingin pergi, namun Jaemin Kid secara tiba-tiba muncul di hadapannya dan menghalangnya.
Jaemin Kid menatap Jisung dengan wajah datarnya, seperti biasa. "Lo perlu tahu, kita tidak pernah membutuhkan lo dalam tim..." Kata-katanya barusan membuat Jisung kembali melangkahkan kakinya dan melewati Jaemin.
"...begitu pula dengan mereka. Karena sebenarnya kalianlah yang membutuhkan kita," lanjutnya.
"Membutuhkan lo dan teman gila lo itu? Buat apa?" ucap Jisung remeh.
"Ya, memang tidak ada gunanya. Tapi percaya tidak percaya, tanpa kita, kaum Barbarian beserta desa kalian mungkin hanya tinggal nama sekarang. Setelah kejadian waktu itu, lo masih ingin melihat kaum lo bertumpah darah untuk kedua kalinya?" balas Jaemin masih dengan membelakangi Jisung.
Kini Jisung terdiam. Gue enggak terlalu mengerti apa yang Jaemin katakan, namun sepertinya itu bukanlah hal biasa bagi Jisung.
Jisung berbalik, menatap kita satu persatu. "Oke. Persetan dengan banci lukisan itu. Gue ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO CULTURE HALLOWEEN
Fanfiction(NCT Fanfiction) ❝Bagaimana rasanya saat kau bangun dan telah berada di dunia yang berbeda? What the hell?! Ini bukan waktunya Halloween!!❞ ---------------------------------------------- ---------------------------------------------- Jean Athaleta R...