31 - Barking Tribes

10.2K 1.9K 1.1K
                                    

Aroma asap yang menyengat menusuk indera penciuman Johnny. Mata yang semula terpejam, perlahan-lahan mulai membuka. Menyesuaikan sinar cahaya yang memenuhi pandangannya.

Johnny bahkan tidak dapat melihat dengan jelas. Semuanya tertutupi oleh kabut asap yang tebal.

"Aduhhh... ini yang di atas gue apa sih? Gajah ya? Berat banget..."

Johnny terperangah. Ah, ternyata sedari tadi ia sedang menindih tubuh yang entah milik siapa.

"Gajah pala lo botak! Aing teh macan! Maung! Kagak tahu juga lu? Harimau noh harimau!"

"Ya bodo amat! Mau lu maung kek, trio macan kek, duo serigala, keong racun, gue enggak peduli! Minggir sana!"

"Ohiya lupa."

Setelah Johnny bangun dari posisi rebahannya, barulah ia dapat melihat, jika ternyata yang ia tindih barusan adalah Peterjun.

Alhamdulilah, anak itu sudah tidak menempel dengan pohon lagi.

Johnny juga baru sadar, bahwa teman-temannya yang lain juga tergeletak tanpa alas bagaikan seonggok bangkai binatang di dalam hutan. Meski ia pun tidak tahu pasti tempat ini ada dimana, pandangannya benar-benar dikunci oleh tebalnya kabut asap.

"Ebuset, ini mereka pada mati semua apa gimana? Woy youtuber abal-abal, bangun anjir! Kaki gue lo tindih, woy!" Peterjun sibuk menyingkirkan tubuh Jack yang menghimpit kaki-kaki mungilnya (muntah), padahal kaki dia sudah mati rasa.

Kampret banget memang, sudah tadi dihimpit Johnny, eh sekarang Jack. Apa mereka enggak sadar diri ya jika mereka itu tidak beda jauh dengan titan mini? Kan jadi kasian sama Peterjun yang mungil nan unyu-unyu.

Itu sih katanya, tapi saya selaku penulis tetap tidak setuju.

Menggeram kecil, habis sudah kesabaran Peterjun. Tanpa belas kasih lagi, anak itu langsung menendang punggung Jack sampai terpelanting jauh di depan sana. Udah kepelanting, jidatnya nabrak batang pohon pula.

Mau tidak mau, Jack langsung terbangun. "Shh... lho? Kok jidat gue bedarah?"

"Cakar kucing kali," sahut Johnny cuek.

"Lah? Elu dong yang nyakar gue?"

"Sembarangan! Gue harimau anjing!"

"Harimau apa anjing? Pilih salah satu!"

"Mungkin dia harimau berotak anjing," potong Peterjun sebelum Johnny sempat melanjutkan protesnya.

"Sabar, sabar, maung sabar disayang betina." -Johnny

"Berisik banget..." Taeyong yang baru saja terbangun, langsung melotot horror menatap apa yang ada di kakinya saat ini.

"Bangsat, ini gigi si Raja kenapa nancap di sepatu gue?!"

Oke. Johnny speechless. Sedangkan Taeyong sibuk menendang-nendang kepala Raja Doyoung demi menjauhkan gigi-gigi laknat tersebut.

Lagian, itu gigi apa pantatnya Luthor sih? Kok bisa-bisanya nancap di sepatu? Johnny tidak habis pikir.

"Nyengat banget, mending kalian bantu bangunin yang lain, bahaya kalo mereka terus tidur di tempat kayak gini." Perkataan Jack barusan ada benarnya. Pernapasan mereka bisa terganggu jika tertidur di sini lebih lama lagi.

Dengan kondisi setengah panik, Johnny, Taeyong, dan Jack berusaha membangunkan teman-temannya yang lain. Ada yang langsung bangun, ada juga yang masih molor sejenis Haechan. Kalau kata Jeno mah, Haechan itu kalau tidur berasa lagi uji coba penarikan nyawa.

"Buset dah, ini anak tidur selamanya atau gimana?"

"Sini, biar gue aja yang bangunin." Peterjun menggeser tempat Jack dan bingo! Dalam hitungan detik, Haechan langsung sadarkan diri.

NEO CULTURE HALLOWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang