Sebelum baca chapter ini, gue mau curhat dulu nih bentar wkwk.
Pertama-tama ofc minta maaf karena lagi-lagi gue php dan lama banget update. Gue bahkan heran pas baca chapter sebelumnya masih nemuin komen kalian yg nungguin update, kayak... kok kalian bisa sesetia itu?
Rasanya gue gak bersyukur banget udah dapet readers yg setia dan suportif tp malah disia siakan. Oke sekarang gue mau ngakuin alasan gue jarang update di ff ini maupun book gw yg lain.
Itu karena gue udah gak ngikutin kpop lagi.
Mungkin ada yang sadar ya. Tapi gue akuin sejak (pokoknya sejak lama update) itu gue perlahan² meninggalkan rasa minat dlm kpop maupun korean drama. Jujur gue orangnya musiman, udah dari dulu.
Pun, latar belakang Jean diambil dari cerita gue sendiri (ya gak separah jean sih). Inti dari curhatan ini adalah... gaada wkwk.
Gue cuma mau bilang, gue gak bisa megang janji buat cepat update cerita. Udah ada beberapa chapter yang gue kerjain dengan tidak seniat dulu (ya karena udah gak ngikutin lagi) tp tetep berusaha dilanjut karena gw gak enak hati.
Pokoknya gaes, jgn memberi harapan pada ff ini. Alurnya udah gak jelas dan banyak kekeliruan. Fokus gue sekarang cuma buat komedi aja kayaknya, semua jalan cerita yg gue buat dr A-Z udh pada lupa bcs gk pernah dicatat ಥ‿ಥ Update pun kalo gue niat + gak sibuk aja.
So, anggap cerita ini sebagai selingan ya? Jangan terlalu dipikirin alurnya, tujuan utama NCH kan buat menghibur kalian:D
• • •
"Yuta Yutata telah diduga melakukan aksi pembunuhan terhadap seorang elf di daerah East Agrarian, apakah itu benar?"
Suasana mencekam terjadi di kantor kementerian dunia Traum. Aura gelap terasa di setiap sisi. Keadaan benar-benar tegang, terutama bagi lelaki tua yang terduduk kaku di tengah ruangan. Kaki tangannya terborgol untuk menghindari pergerakan berbahaya. Tidak lupa serum khusus yang disuntikkan agar dapat menahan keluarnya kekuatan.
Sementara orang-orang di ruangan tersebut menatap bengis pada sosoknya. Kecuali Marconan dan Jaemin Kid tentu saja. Mereka berdua hadir sebagai pembela, juga seorang saksi mata bernama Annie Leonhart.
"Kepada Yang Mulia Hakim, izinkan saya memberi penjelasan," Marconan menyela, mengangkat sebelah tangan dengan cukup tenang. Meski pun tidak dapat dipungkiri bahwa jantungnya sedang tidak baik-baik saja.
Tetua hakim hanya mengangguk singkat. Tentu Marc akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.
"Peristiwa ini terjadi pada malam tanggal 24 Mounikhion. Tepatnya pukul 2 dini hari. Kala itu sang tersangka sedang mencari bunga dari pohon G'Quan Eth——"
Tiba-tiba saja seorang dari pihak korban bersuara keras, "Pohon G'Quan Eth?! Itu bahkan sangat ilegal! Yang mulia, orang ini telah melakukan pembunuhan dan mengambil bunga pohon G'Quan Eth dengan ilegal, dia berhak dituntut mati atas kelakuannya!!"
Ruangan yang tadinya cukup sepi kini terdengar sangat bising. Mereka semua gencar berteriak setuju, ada pula yang menunjuk Kakek Yuta penuh amarah. Marconan yakin jika tidak ditahan, orang itu pasti akan menghajar Kakek secara langsung.
Pemuda berkacamata bulat itu lantas menghela napas. "Benar, mengambil bunga pohon G'Quan Eth termasuk ilegal. Dengan syarat, bunga itu diolah menjadi obat-obatan terlarang dan bukan milik pribadi. Namun faktanya, Kakek Yuta telah membeli tanah dimana pohon G'Quan Eth itu tumbuh. Jadi hal ini tidak termasuk ke dalam kategori tindak kriminal."
Dapat Marc lihat mulut-mulut nyinyir itu kini telah terkatup rapat. Meski sebagian besar tampak dengan jelas memperlihatkan emosinya.
"Lanjutkan," sang hakim bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO CULTURE HALLOWEEN
Fanfiction(NCT Fanfiction) ❝Bagaimana rasanya saat kau bangun dan telah berada di dunia yang berbeda? What the hell?! Ini bukan waktunya Halloween!!❞ ---------------------------------------------- ---------------------------------------------- Jean Athaleta R...