28 - Konohagakure (2)

13.2K 2.3K 1.3K
                                    

"Mmh mmh emh!!"

"Naon sih naon? Anata teh talk naon?" Haechan Jackson bertanya dengan jengah. Ya gimana enggak jengah jika makhluk Tuhan yang salah cetak ini tidak henti-hentinya mengoceh meski dengan mulut yang tersumpal kaos kaki.

Iya itu Peterjun. Dia masih diikat teman-teman.

"Emmh mmh mmh MMMHH!!"

Pletak!

"Enggak usah berisik, bocah!" maki Jisung setelah ia berhasil melayangkan jitakan penuh 'kasih sayang' ke kepala Peterjun.

Bukannya makin tenang, si Peterjun justru makin menggila. Seperti habis dibacain ayat kursi.

"MMMMHH EMMM ARGHH!!"

Haechan Jackson yang berjalan tepat di sebelahnya kan jadi tersulut emosi. "Ngomong apa sih anying? Gue gak ngerti bahasa lu, kalo ngomong yang jelas!"

Kesel banget Haechan tuh, bahkan dia sampe enggak sadar dengan bahasanya yang tiba-tiba berubah menjadi normal.

"Lah, kok bahasa lu jadi normal, Chan?" tanya Jeno sambil bergidik ngeri.

Bukan hanya Jeno, tapi yang lain juga jadi ikutan merinding setelah mendengar kata-kata Haechan yang biasa abnormal kini menjadi normal. Sungguh keajaiban dunia!

"Apakah ini efek pemanasan global?!" Kun histeris.

"Tidak. Sepertinya dia telah terjangkit covid-19," timpal Mbak Uwu.

"Astaghfirullah kiamat kian mendekat!" Mas Taeil pun tidak kalah panik.

"Sepertinya ini efek stress karena gagal menjadi bintang iklan marjan." Marconan berasumsi.

"Enggak! Gue yakin ini pasti karena dia gagal membuat dalgona coffee dan hasilnya terlalu cair," bantah Jack.

"Apa mungkin dia frustasi karena banyaknya tugas sekolah yang diberikan guru selama masa karantina?" Johnny berpikir keras.

Sedangkan Baekruto dan Sasuyeol yang memang bertugas untuk mengawasi mereka hanya bisa meringis sembari membatin, "Akhlakless."

Baekruto pun melirik ke arah Peterjun. Sungguh menyedihkan melihat kondisi Peterjun saat ini. Sudah seperti mayat hidup. "Apa tidak sebaiknya kalian bebaskan saja dia?"

"JANGAANN!!"

Tersentak kaget, tatkala mereka semua (-Sasuyeol) berteriak dengan begitu kompaknya.

"Sakit gigi saya bisa kumat jika mendengar bacotannya yang tidak jelas itu," geram sang raja. Oh jangan sampai hal itu terjadi. Giginya merupakan aset paling berharga di muka bumi ini, tidak ada yang bisa menggantikannya. Jika sampai giginya copot, dia benar-benar akan merasa kehilangan separuh jiwanya.

Bahkan bila disuruh pilih antara Jeno atau sang gigi, oh sudah pasti dia akan memilih baby honey-nya (gigi) ketimbang sang anak.

Bapak durhaka memang.

"Kalian tunggu di sini, ada yang ingin kubicarakan dengan dia." Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicara, Sasuyeol langsung menarik Baekruto menjauh ke suatu tempat.

Bukankah ini juga kesempatan bagus untuk membahas situasi yang tengah terjadi saat ini?

"Ngomong-ngomong, dunia shinobi itu seharusnya sudah tidak ada lagi 'kan? Sejarah mengatakan para shinobi sudah lenyap sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi kenapa kita bisa ada di sini?" Jack akhirnya mengutarakan pertanyaan yang sejak tadi memenuhi pikirannya.

NEO CULTURE HALLOWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang