○○○
"Putuskan pacarmu..."
Lisa dan mulutnya yang masih menganga tatkala ia hendak melahap rotinya saat itu terhenti, ia dan mulutnya kembali mengatup, dan mulai menoleh ke arah sumber suara yang tak lain dan tak bukan adalah Sang ayah.
"kau harus fokus pada pendidikanmu, apa yang kau lakukan dengan hanya bermain-main bersama seorang pria, yang bahkan tidak jelas asal usulnya." Sambung ayahnya yang membuat Lisa dan tanganya mulai meletakan roti yang semula nyaris ia lahap.
"IPk 3,9, menguasai 4 bahasa, Mahasiswi teladan untuk 2 taun berturut-turut, bahkan dipaksa mengikuti berbagai kegiatan sosial, menjadi sukarelawan di berbagai panti asuhan dan panti jompo, hanya untuk ayah dan embel-embel kegiatan politikmu, apa itu semua belum membuat ayah cukup puas denganku? hingga masih melarangku untuk sekedar jatuh cinta ? kalau begitu maka semester depan IPk ku akan kubuat menjadi 4, dan tak ada lagi aturan yang mengatakan aku tidak boleh memacari atau dipacari orang." ucap Lisa tanpa jeda, membuat ayahnya kembali bicara.
"kenapa kau harus punya pacar segala, itu tidak ada untungnya sama sekali, hanya buang-buang waktu, pikiran dan tenaga, kau bisa menikah jika waktunya sudah tiba dengan pria yang ayah pilihkan nantinya."
"ah...mungkin itu alasan ibu memilih bercerai bukan ?"
"Lalice..." tegur Nona Wang sambil sedikitnya memelototi Lisa yang saat itu langsung melipat bibirnya.
"maafkan aku, aku dan mulutku terkadang memang sedikit menyebalkan." Sambung Lisa, membuat ayahnya berdehem lantas berucap.
"Tepatnya sangat menyebalkan." jelas Ayahnya singkat namun terasa menusuk.
"Begini...Ayah, bukankah puterimu ini cantik, menarik, rupawan dan cukup menggiurkan terlebih manis? oh ayolah...jangan membuatku malu karena harus mengatakan hal ini, Ayah pikir bagaimana bisa tidak ada pria yang tertarik denganku ?" Ucap Lisa sesantai mungkin, membuat Nona Wang maupun Ayahnya hanya menatap Lisa bergantian.
"Sehari bagai sewindu, aku tak tahan menahan rindu, pantulan cermin menampakan wajahku yang melulu sendu, teringat akan senyumu yang membuatku candu, oh...Lalisaku, aku rindu.. " ucap ayahnya yang mana belum usai membaca runtutan puisi tersebut namun tawa nyaring milik Lisa mencuat, lantas ia dan mulutnya berucap seperti..
"Menggelikan sekali, sejak kapan ayah membaca hal-hal murahan seperti itu?" kekeh Lisa masih dengan tawanya, yang mana membuat ayahnya kembali meneruskan lanjutanya yang ternyata..
".....Kim Taehyung-2019." ucap ayahnya yang mana membuat Lisa dan dirinya mulai tersedak mendengar ayahnya yang ternyata sedang membaca runtutan puisi menggelikan milik Kim Taehyung yang ia publikasikan dalam captionya di instagram, lengkap dengan foto ciamik milik Lisa yang ia ambil diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu.
"oh...betapa murahan sekali pacarmu.." gunam Ayahnya yang sontak membuat Lisa dan mulutnya kembali terlipat. malu ? mungkin saja...
"setidaknya dia tampan..." ucap Lisa seolah meyakinkan dirinya sendiri.
"dia dan otaknya juga cukup berguna untuk selalu mengerjakan Tugasku."
"Baiklah, ayah akan pura-pura untuk tidak tahu kalau kau punya pacar, sampai jangka waktu yang telah ditentukan, kau tetap akan menikah dengan pilihan ayah, dengan atau tanpa kau menyetujuinya, bermainlah sesukamu dengan pria tampanmu itu, tapi ingat ! Jangan sampai tubuhmu dijamah oleh pacarmu.." gunam ayahnya disela-sela Lisa mulai melahap rakus rotinya.
"ku bilang dia tampan ayah..." ucap Lisa, membuat ayahnya menatap seakan penuh tanya.
"Lantas apa ?" tanya ayahnya seakan benar-benar penasaran, terlihat dari caranya menatap kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Lili [ Taelice ]
FanfictionMengisahkan seorang gadis polos dengan segala keingintahuanya akan dunia luar, membuat gadis itu mulai memacari pria-pria nakal. _____Lisa. Seorang pria yang katakanlah tampan, manis, dan tidak sombong, yang mana mempercayai embel-embel cinta sejati...