26

2.5K 309 72
                                        

○○○

Malam itu sepertinya menjadi malam yang mengerikan terlebih bagi jennie, siapa sangka dari sekian banyak pria ia justru menggoda pria yang telah di labeli sebagai milik sang kakak, terlebih kenapa pula ia harus dipergoki sang kakak detik itu juga.

Sepasang mata bulat milik gadis yang ia juluki 'kakak' selama 22 tahun hidupnya itu tengah melotot, lengkap dengan delikan sengit yang tak henti-henti ia pertontonkan, wajah datarnya sangat mengerikan, lengkap dengan sorot tatapanya yang seakan-akan ingin melahap habis Jennie saat itu juga.

"Tidak ada yang ingin kau katakan? kau punya mulut, setidaknya bicaralah." begitu ucap datar Lisa yang membuat Jennie menghembuskan nafas panjangnya saat itu.

"Bagaimana bisa kau kemari ?" decak mulut Jennie melulu bergetar.

"Kau sungguhan ingin tahu ? kakiku membawaku kemari, tepatnya aku berjalan kaki kurang lebih sekitar 30 menit lamanya, aku tidak menaiki kendaraan apapun karena pertama aku tak punya uang cash, kedua aku tak punya kartu transportasi umum apapun."

"Maksudku, alasan di balik kau kemari, aku tidak peduli kau mau berjalan kaki atau merangkak sekalipun, yang menjadikanku penasaran adalah, apa kau kemari karena mengetahui pekerjaanku sebaga..."

"Pelacur ?" ucap Lisa lengkap dengan seringaianya yang mulai mencuat.

"Terserah kau mau mengataiku apa, tapi tetap saja kau tak seharusnya mempermalukanku dengan memukuliku lantas menyeretku paksa, aku bukan anak di bawah umur yang dilarang masuk ke club." tegas Jennie yang saat itu masih memegangi pipinya yang mana telah menjadi korban mutlak pukulan seorang Lisa dan tanganya.

"ah...bagaimana ya, kau pantas mendapatkanya, bahkan tanganku melulu berteriak karena belum puas memukulimu, apa yang akan dikatakan ibu jika seandainya dia tahu anak kesayangan yang ia mati-matian sekolahkan tinggi-tinggi ini telah menjelma menjadi seorang pelacur !" tegas Lisa masih dengan sorot mata tajamnya.

"Tentu saja ibuku tercinta itu akan malu mungkin bukan hanya memukuliku seperti apa yang kau lakukan, ia akan membunuhku saat itu juga, katakanlah padanya jika itu setidaknya bisa membuatmu senang !" ucap Jennie.

"Jadi kenapa kau melakukanya ! kenapa kau menjual tubuhmu hanya untuk uang ? kau ingin tas baru ? Handphone baru ? kecuali kim Taehyungku, apapun itu pasti akan kupenuhi !"

"Bagaimana jika aku menginginkan sebuah mobil ? rumah besar seperti yang kau tinggali, dan..."

"Apapun, aku bisa melakukanya untukmu walaupun harus mencuri uang ayah, setidaknya ayah hanya akan menjamah kakiku untuk dipukuli, kau tidak harus menjual tubuhmu ! katakan berapa pria yang telah kau tiduri ?"

"Bagaimana kalau aku menginginkan hal lain seperti.."

"Ku bilang apapu..."

"Ayah...aku menginginkan ayah, kau akan memberikanya juga padaku ?" potong Jennie yang membuat Lisa menaruh atensi lebih padanya, Lisa menatap Jennie lekat, sorot mata dan wajah datarnya tak bisa diartikan sama sekali, namun saat itu ia diam srkitar kurang lebih satu menit sebelum akhirnya ia menjawab.

"Ya..kau boleh memilikinya, tentu saja karena dia ayah kita.." ucap Lisa yang mana membuat Jennie tertawa terbahak menanggapi kalimat Lisa.

"Dia hanya menganggap memiliki satu puteri, dan sayangnya itu kau bukan aku, kau tahu kenapa aku menjual diri ? karena hanya dengan cara itu aku bisa mendapatkan apapun dari sosok ayah, meskipun diakhir mereka akan menjamah tubuhku sebagai bayaranya." kekeh Jennie seakan ia menertawakan dirinya sendiri.

"Aku punya obsesi sedikit lebih padamu, tepatnya aku selalu ingin memiliki apa yang kau miliki Lisa, kenapa ayah lebih memilihmu di banding aku? kenapa bahkan aku harus hidup menderita bersama seorang ibu miskin yang bahkan dengan munafik menolak semua tunjangan yang diberikan mantan suaminya, lantas dengan naifnya mati-matian menjalani kemiskinan, kita memiliki orang tua yang sama, tapi kenapa hanya aku yang harus menderita ? pernahkah terpikir barang sejenak olehmu saat kau memakan sepotong steak apa yang kami makan ? atau bahkan justru tidak makan ? kau tahu ? ibu terkadang mengurangi porsi makanya hanya karena ia ingin melihatku makan sehari tiga kali, yang bahkan tak membuatku bahagia dengan itu, dan dengan bodohnya ia hanya makan satu kali sehari."

Little Lili [ Taelice ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang