"Otak lo emang udah terdoktrin buat nyakitin cewek, ya?"
🍭 🍭 🍭
Hari ini adalah hari di mana keahlian Dave di bidang olahraga bola basket akan diuji. Hari-hari sebelumnya, ia beserta ketiga temannya telah berlatih di lapangan indoor setiap pulang sekolah. Dave berharap, latihannya dapat membuahkan hasil yang maksimal.
"Eh, Ro. Gue gugup buat ngelawan tim senior nanti," celetuk Dave.
Alvaro tak menanggapi celetukan Dave. Ia tengah sibuk melakukan pemanasan agar tidak cedera nantinya.
Dave melempar botol plastik miliknya yang isinya sudah tandas, ke arah Alvaro. "Gue ngomong sama lo, Nyet!"
"Hm?"
"Ham-hem-ham-hem! Mau nyanyi Deen Assalam?"
Alvaro mendengus. Begitulah Dave, jika ia telah merasa dicampakkan, dan si lawan bicaranya telah menanggapi, ia malah membicarakan hal yang lainnya. Dasar.
Pritttttt
Suara peluit sang pelatih menghentikan kegiatan anak-anak yang tergabung dalam ekskul basket. Mereka semua berkumpul di depan sang pelatih, menunggu intruksi yang hendak disampaikan oleh sang pelatih.
"Semangat pagi! Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, hari ini akan ada pertandingan antara tim senior dengan tim junior. Sebelumnya, kalian pasti sudah tahu aturan serta trik dalam bermain basket, dan saya harap kalian bisa menggunakannya nanti saat pertandingan berlangsung. Setelah saya bubarkan, segera bersiap di posisi kalian masing-masing! Bubar jalan! Prittttt!"
Para murid yang sebelumnya berbaris, langsung menempatkan diri di posisinya masing-masing. Setelah bola dilambungkan oleh sang pelatih, permainan dimulai.
Para senior yang rata-rata berbadan tinggi dan besar, dengan mudah menguasai bola. Tak lama kemudian, tim senior telah berhasil mencetak skor.
Sang pelatih yang melihat hal tersebut, berusaha membakar semangat tim junior. "Ayo, cetak skornya! Mana kerja sama tim kalian?!"
Berkat teriakan sang pelatih, para junior langsung termotivasi untuk meningkatkan performanya. Terbukti, sekarang bola basket tengah dikuasai oleh tim junior.
"Bagus! Oper ke temanmu! Jangan egois! Shoot, shoot!"
Berhasil. Tim junior kini telah mencetak skor dengan kedudukan 1-1.
Waktu terus berjalan. Ketika jam telah menunjukkan pukul 16.40, pertandingan antar tim senior dengan junior pun berakhir. Pertandingan tersebut menghasilkan skor 2-1 untuk tim senior.
"Selamat atas skor yang telah diraih oleh masing-masing tim! Tingkatkan kerja sama timnya! Jangan egois! Ingat, basket adalah permainan tim, bukan individual! Paham?!"
"Pahamm!"
"Baiklah, setelah ini kalian boleh pulang. Besok Kamis kita latihan, lagi! Bubar jalan!"
Anak-anak basket segera beranjak keluar meninggalkan gedung olahraga yang biasanya digunakan untuk latihan basket. Berbeda dengan Dave beserta Alvaro, mereka ditugaskan untuk mengembalikan bola-bola basket yang sempat digunakan untuk latihan tadi.
"Yuk, Ro!" Dave menyampirkan tasnya di bahu sebelah kiri, seraya beranjak keluar. Ketika ia membuka pintu besi berukuran besar gedung tersebut, suara ringisan seseorang membuat hatinya mencelos.
"Sssh! Aduh, sakit banget, elah! Siapa sih yang naruh pintu di sini?!"
Dave terkejut ketika mendapati Athilla yang kini tengah mengelus-elus dahinya yang berwarna kemerahan. Ia termangu menatapi rona kemerahan di dahi Athilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Teen FictionTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...