19 | Unexpected Encounter

851 42 1
                                    

"Kamu tak bisa mengelak dari takdir, bahwa kamu sudah menyimpan rasa padanya."

🍭🍭🍭

Akhirnya libur telah tiba. Seluruh murid asyik menyiapkan rencana untuk ke depannya. Ada yang ingin pergi ke suatu tempat, menghabiskan waktu bersama keluarga, tidur seharian di kamar, dan masih banyak lagi.

Sedari tadi, Athilla terus menggerutu karena suatu alasan. Kali ini, ia akan menghabiskan waktu liburan, sendirian. Bagaimana tidak, Inara berencana untuk pergi ke rumah eyangnya. Sedangkan Ratna, ia juga sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk lomba baris-berbaris. Punya teman yang super duper sibuk memang menyebalkan.

"Ratna, masak lo nggak ada waktu main sama gue, sih? Gue pengin sekali-kali hang out bareng kalian," gerutu Athilla ketika ia sedang berada di kamar asrama Ratna.

Yang diajak bicara, justru malah asyik memainkan jemarinya di atas keyboard laptop hitamnya. Merasa tak digubris, Athilla melempar sebuah bantal tepat mengenai bahu Ratna.

"Gue lagi curhat juga."

"Lo nggak liat gue lagi ngapain?" ketus Ratna sambil menampilkan apa yang ia kerjakan.

"Dikerjain nanti kan, bisa. Ribet amat."

"Nanti malah nggak jadi," ujar Ratna sambil kembali mengetik.

"Ah, gue keluar aja deh, kalau gini. Bosen gue ngeliat lo ngetiiik melulu." Athilla turun dari kasur Ratna, lalu beranjak keluar.

Athilla benar-benar bosan. Ia bingung mau melakukan apa. Sebuah ide muncul di pikirannya. Dengan tergesa-gesa, Athilla masuk ke kamar asramanya, mengambil beberapa barang yang diperlukan.

"Ke taman leh uga, nih. Mumpung cuaca lagi cerah," monolog Athilla.

Ia mengendarai motor Scoopy miliknya dengan hati-hati menuju taman terdekat. Sesampainya di sana, Athilla berlari menuju wahana bermain.

Di sana, tampak anak-anak berlarian riang gembira. Terkadang, Athilla iri dengan mereka yang masih polos itu. Masalah yang mereka alami hanya sebatas itu-itu saja, tidak terlalu besar seperti masalah yang ia alami. Walau begitu, Athilla tetap bersyukur dengan keadaannya.

Athilla berjalan menuju salah satu ayunan di taman tersebut. Ia mengayun-ayunkan dari belakang lalu ke depan.

Tanpa ia sadari, seseorang ikut duduk di ayunan yang berada di sampingnya. Orang itu menatap tingkah Athilla yang seperti anak kecil.

"Asyik banget main ayunannya."

Athilla menoleh, lalu terkejut dengan seseorang yang mengajaknya bicara. "Eh, Kak Gevan. Kakak kok, bisa ada di sini?"

"Emang nggak boleh gue ada di sini?" tanya Gevan seraya memainkan ayunan.

"Ya, bukan gitu maksud gue."

"Gue habis jogging. Biasalah, jadi cogan juga butuh usaha."

"Rumah Kakak di daerah sini, ya?"

"Nggak begitu dekat sini, tapi lumayanlah. Lo sendiri, ngapain ke sini? Sendirian lagi."

Athilla menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Eum, gue gabut aja di asrama. Terus, gue ke sini, deh."

Keduanya terkekeh. Bagi orang-orang yang melihat mereka berdua, pasti akan beranggapan bahwa mereka mempunyai hubungan yang spesial. Namun, nyatanya itu hanya akan menjadi angan semu bagi seorang Athilla.

HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang