"Udah punya pacar, masih aja nyusahin orang lain."
🍭 🍭 🍭
Baru saja kemarin putus, Dave sudah memiliki penggantinya. Seorang gadis kelas X MIPA 3 kini menjadi pacar Dave. Kini, ia berangkat ke sekolah menggunakan motor besarnya dengan Rani.
Beberapa pasang mata menatap sepasang kekasih yang baru saja jadian tersebut. Ada yang terkejut, heran, iri, bahkan dengki.
"Itu Dave, kan?"
"Iya. Bukannya kemarin sama si Fia?"
"Udah putus."
"Playboy amat tuh orang."
"Tapi ganteng, tahu!"
Begitulah bisikan orang-orang yang melihat kedatangan Dave bersama Rani. Karena Rani merupakan tipe gadis pemalu, ia melepaskan genggaman tangan Dave dari tangannya.
Dave terkejut dengan tingkah Rani. "Kenapa dilepas, Ran?"
"Malu, Dave."
Dave terkekeh pelan. Ia kembali menautkan jemarinya dengan Rani. "Nggak usah malu, Ran. Kamu kan pacar aku."
Kata-kata Dave sukses membuat pipi Rani merah merona. Ia memalingkan wajahnya, seraya berjalan dengan tergesa-gesa.
Di lain tempat, Athilla yang hendak turun untuk mengambil barang pesanannya yang ia beli dari kakak kelas, terkejut melihat pemandangan di hadapannya.
Sepasang kekasih yang saling menautkan jemarinya, seraya mengobrol tentang berbagai macam hal itu, sukses menyita perhatian Athilla.
Baru aja kemarin putus, udah dapet yang baru? Dasar playboy, batinnya.
Rani yang melihat Athilla, menyapa gadis tersebut. "Athilla!"
Athilla tersenyum mendengar namanya dipanggil. "Hai, Ran! Pagi-pagi udah pacaran aja."
"Apa sih, Athilla?"
"Ehm." Dave berdeham, bermaksud untuk menyudahi obrolan antara Rani dengan Athilla. Tahu maksud dari Dave, Rani melambaikan tangannya kepada Athilla.
"Athilla, duluan," pamit Rani.
Tanpa Dave dan Rani sadari, Athilla terus memandangi mereka. Bukan iri, namun heran dengan tingkah teman sekelasnya tersebut. Ralat, bukan teman, tapi musuh.
🍭 🍭 🍭
"Senyam-senyum mulu, lo!" tegur Raffa. Ia merasa terkacangi karena teman sebangkunya itu tetap asyik dengan ponselnya, walaupun sudah ia ajak bicara berkali-kali.
Raffa melirik layar ponsel milik Dave. Di sana, terpampang sebuah ruang chat. "Rani?"
"Kepo, lu! Privasi, nih!"
"Lo punya gebetan baru? Ck ck ck."
"Iya, lah! Gue kan cassanova paling ganteng!"
"Terserah lo, dah!"
Dave masih mengirim pesan kepada Rani, walaupun pesannya tidak dibaca oleh Rani, karena bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.
Dave Gavin: Ran, kok gak dibales, sih? :(
Raniii
Yuhuu
Hey"Sedang apa kamu, Dave?"
Dave tersentak dengan ucapan tersebut. Ia memasukan ponselnya ke dalam laci, lalu menyengir kepada guru laki-laki tersebut.
"Tadi ibu saya WA, Pak. Makanya saya bales," ujar Dave.
Ia tak tahu dampak ucapannya tersebut. Terlihat dari raut wajah gurunya, ia tak memercayai ucapan Dave.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Fiksi RemajaTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...