Part 03 - Bear & Fox
"Mungkin bagimu sikapku kepadamu ini sangat membuatmu terganggu. Namun, inilah caraku agar aku bisa terus dekat denganmu."
🍭 🍭 🍭
Hari Sabtu merupakan hari yang sangat dinanti-nanti oleh murid SMA Pelita Harapan. Karena, pada hari tersebut semua kegiatan KBM ditiadakan, dan para murid dapat beristirahat dengan tenang di kediaman masing-masing.
Tak terkecuali dengan Athilla. Gadis yang rambutnya suka diikat seperti ekor kuda itu, membuat sebuah agenda untuk hari Sabtu-nya yang sempurna. Ia akan berdiam diri di kamar asramanya, dan bergelung didalam selimut selama seharian penuh.
"Bantal, ada. Guling, ada. Boneka Teddy sama ayam, ada. Selimut, ada. Kipas, ada. Alarm HP udah aku pasang di jam-jam shalat. Apalagi yang kurang?" Athilla mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke dagu. "Huh, masa bodo lah. Tidur dulu."
Athilla membaringkan badannya di kasur. Ia mendaratkan kepalanya diatas bantal, memeluk guling dan kedua bonekanya, lalu menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala. Tak lupa, Athilla membaca doa sebelum tidur. Setelah selesai, Athilla mulai melancarkan aksinya.
Selang beberapa jam kemudian, tiba-tiba pintu kamar asrama Athilla diketuk oleh seseorang. Athilla yang telah tertidur pulas tidak mendengar suara ketukan pintu tersebut.
"Assalamu'alaikum! Spada! Yuhu! Athilla, bukain pintunya dong! Yuhu!" Karena tak kunjung digubris oleh sang pemilik kamar, akhirnya ia mencari keberadaan seseorang yang memiliki peluang untuk membantunya.
"Assalamu'alaikum, Bu Tia!"
"Wa'alaikumsalam. Ada apa, Nak?"
"Gini, Bu. Saya Dave. Saya boleh minta kunci kamar nomor 20? Soalnya saya ketuk pintunya dari tadi nggak dibukain. Padahal didalam ada orangnya."
"Oh gitu, Dave. Bentar, Ibu cek di daftar dulu." Setelah Bu Tia selesai mengecek daftar pengguna kamar asrama Pelita Harapan, ia menyerngit heran. "Kamu ngapain ke kamarnya perempuan pagi-pagi?"
"Itu, Bu. Saya mau pinjam buku catatan pelajaran jadwal kemarin Jumat, Bu. Soalnya saya ketinggalan banyaaak banget."
"Nggak boleh. Laki-laki nggak boleh masuk ke kamar perempuan."
"Ya ampun, Bu. Saya nggak sampai masuk ke kamarnya Athilla, Bu. Sumpah. Saya cuman mau pinjam catatan aja."
"Kalau gitu, kenapa kamu nggak coba telepon Athilla aja? Udah dicoba?"
"Belum, Bu. Hehe."
"Yaudah, coba kamu telepon nomornya Athilla. Dicoba dulu."
Dave mengangguk dengan patuh. "Oke Bu Tia yang cantiknya melebihi Kendall Jenner."
Bu Tia menggeleng-gelengkan kepalanya ketika mendengar pujian dari Dave yang terkesan hiperbola.
🍭 🍭 🍭
Dave terus-menerus mencoba menghubungi nomor Athilla, namun tak kunjung dijawab oleh Athilla.
"Ni anak ngapain sih? Ditelepon nggak diangkat-angkat," gerutu Dave setelah mencoba 5 kali. "Gue chat aja deh."
Dave Gavin
Oy
Oy
Oy
Assalamualaikum, Ukhti
Jawab napa -_Dave mendengus melihat pesan yang ia kirimkan belum dibaca oleh Athilla. Padahal, nomor Whatsapp milik gadis tersebut online.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Ficção AdolescenteTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...