Part 14 - Diantar Pulang
"Agak sakit sih, waktu tahu kamu deket sama seseorang."
🍭 🍭 🍭
Tugas, kerja kelompok, dan kegiatan ekskul. Tiga hal tersebut merupakan hal yang wajib dilaksanakan bagi setiap murid SMA. Apalagi bagi murid kelas 10. Pada hari Jumat, mereka harus mengikuti kegiatan pramuka. Kalau tidak mengikuti, siap-siap saja kena hukuman dari pembina.
Walaupun kegiatan pramuka belum dimulai, Athilla sudah menguap beberapa kali. Kini ia meringkuk di bangkunya, menunggu panggilan untuk apel pramuka.
"Gue pingin pulaaang! Suntuk di sini." Inara menggerutu karena ia harus mengikuti kegiatan pramuka. Kenapa kelas 10 diwajibkan untuk ikut pramuka di hari Jumat? Itu tidak adil. Hari yang seharusnya diisi dengan kegiatan refreshing, karena pada hari Jumat murid SMA dipulangkan lebih awal, malah diisi dengan kegiatan pramuka.
Di sisi lain, Dave tengah bersiap-siap untuk melancarkan aksinya, yaitu cabut dari kegiatan pramuka. Ia tak peduli dengan ancaman dari pembina pramuka.
"Yakin lo mau cabut?" tanya Raffa.
"Yakinlah. Gue ogah panas-panasan ikut apel. Mending bogan di kamar. Ye, kan?"
"Gue sih nggak masalah kalau lo mau cabut. Cuma, ati-ati aja kalau misalnya lo diciduk sama anak bantara."
Dave memakai jaket denimnya, lalu menyampirkan tasnya di bahu kanan. "Bro, gue pamit! Selamat pramuka, Sob!" Ia ber-tos dengan ketiga temannya terlebih dahulu, sebelum menjalankan aksinya.
Dengan mengendap-endap menuruni tiap anak tangga, Dave kini berhasil sampai di halaman. Sesekali ia menyamar diantara kerumunan kakak kelas, demi menghindari ditangkap basah oleh anak bantara.
Karena tadi Dave terlambat ke sekolah, motornya terparkir di ujung, sehingga ia dengan mudah dapat menjangkaunya.
"Well, goodbye hell!" teriak Dave ketika ia sudah keluar dari wilayah sekolah menggunakan motornya. Beberapa pasang mata menatap Dave dengan tatapan tuh-cowok-kenapa.
Dave tidak langsung pulang. Ia menuju sebuah tempat yang cukup familiar dengannya.
🍭 🍭 🍭
Hope's Caffe kini menjadi tempat melepas penat bagi Athilla dan kawan-kawannya. Setelah kegiatan pramuka selesai, mereka langsung menuju ke kafe ini.
"Rajin amat lo, La. Ke kafe pakai hasduk," celetuk Inara.
Dengan cepat, Athilla melepas hasduk yang melingkar di lehernya. "Gue mager aja. Eh, pesen makanan dong! Emma Watson kelaparan, nih."
Mereka bertiga memesan 2 milkshake coklat, 1 moccachino, dan 3 ayam bakar. Seraya menunggu pesanan datang, mereka memainkan ponsel masing-masing. Ketika pesanan datang, Inara memerhatikan secangkir kopi yang berada di hadapan Athilla.
"Moccachino, La?" tanya Inara.
"Iya, kenapa?"
"Nggak bosen? Perasaan, kalau lo di sini pasti seringnya beli kopi moccachino."
Athilla membenarkan celetukan Inara. Ia memang suka dengan cita rasa yang disuguhkan oleh kopi moccachino, namun ia tak menyangka jika ia telah memesan moccachino sesering itu.
"Biarin, yang pesen Athilla, lo yang sewot," sahut Ratna.
Inara mencebikkan bibirnya, dan membuat Athilla terkekeh. Mereka memang sering terlibat adu argumen, namun hal itulah yang membuat mereka semakin dekat dengan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Fiksi RemajaTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...