31 | Help Me, Please?

324 23 17
                                    

🍭🍭🍭

I'm lovin' everything you do
And I'm drawin' pictures next to you

Berikut adalah lirik lagu Jupiter yang dibawakan oleh The Marías. Sound speaker milik Dave membuat lagu tersebut menggema di seisi kamar Dave. Sementara itu, sang pemilik kamar asyik dengan tidur siangnya. Oh, bukan siang melainkan tidur sore karena saat ini jarum jam menunjukkan pukul lima lebih lima belas menit. Rupanya laki-laki itu benar-benar tepar setelah dihantam dengan jadwal kegiatan pembelajaran dari pagi sampai sore, ditambah hari ini adalah jadwal ekskul basket latihan. Kaos olahraga yang sempat Dave pakai saat latihan pun sampai sekarang masih melekat di tubuhnya, tak peduli dengan bau keringat yang tak karuan setelah beraktivitas seharian.

Beberapa detik kemudian terdengar bunyi pintu yang diketuk dari luar. Dave yang sedang tidur tentu saja tak dapat mendengar bunyi ketukan tersebut, apalagi sekarang sound speaker milik Dave melantunkan lagu UGH! yang dibawakan rap line di BTS. Sementara itu, di luar Raffa tengah mendumel karena Dave tak segera membuka pintunya.

"Nih anak ngapain sih, yaelah. Woi semprul, bukain pintu!"

Tak ada sahutan dari dalam. Geram, Raffa berniat mendobrak pintu kamar milik Dave. Saat tangannya meraih gagang pintu lalu mencoba memutarnya, ternyata pintu berhasil terbuka. Bayangkan betapa buruknya raut muka Raffa saat mengetahui itu. Tanpa basa-basi lagi, Raffa langsung menyelonong masuk ke kamar sahabatnya. Kakinya yang sempat tersandung sebuah sepatu membuat dirinya kembali mengumpat. Ah, benar-benar hari yang menyebalkan.

"Astagfirullah, ngopo aku isoh nduwe kanca edan koyo ngene? Aku isoh edan tenan ngeneki." (Kenapa gue bisa punya temen gila kayak gini? Gue bisa gila beneran kalau caranya gini)

"Heh, bangun! Tangi, cuk!" (Bangun, woi!)

Raffa melempar selimut yang semula membungkus badan Dave sampai ke dada. Ia juga memukuli Dave menggunakan guling.

"Katanya mau temenin gue nge-band di kafe? Jan kebo tenan bocah iki." (Bener-bener kebo banget nih anak)

Selain karena faktor kesal dengan tingkah Dave, Raffa juga kesal dengan suara musik yang lumayan keras dari sound speaker. Astaga, lagu apa lagi yang kali ini diputar oleh alat tersebut? Tadi mellow, terus rap, sekarang rock and roll?! Ingatkan Raffa untuk memperbaiki playlist milik Dave yang amburadul seperti pemiliknya. Raffa pun mematikan sound tersebut agar keadaan menjadi kondusif.

"Aaah, kok musiknya dimatiin sih..."

Astaga, jadi anak ini hanya bisa bangun jika musiknya dimatikan? Unbelievable. Raffa benar-benar bisa gila dengan tingkah Dave. "Heh nyet, temenin gue nge-band."

"Nge-band di mana sih? Hoahm." Dave mengucek kedua matanya seraya mencoba beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

"Kafe biasanya. Buruan mandi, gue tunggu."

Dengan malas dan terpaksa, Dave melangkah terseok-seok menuju kamar mandi. Sebelum membilas tubuhnya, ia meminta Raffa untuk mengambilkan baju, celana, beserta pakaian dalamnya yang berada di lemari. Tentu saja hal tersebut mengundang protes dari Raffa, namun laki-laki itu dengan ogah-ogahan tetap melakukan apa yang diminta sahabatnya. Haha, ia tertawa melihat koleksi benda berbentuk segitiga milik Dave di lemari pakaiannya.

"Heh, nih pakaian lo."

Kemudian pintu kamar mandi pun terbuka sedikit, Dave dengan muka bantalnya pun menerima satu stel pakaian dari Raffa. Tanpa berterimakasih, pintu tersebut ditutup kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang