15 | Tawuran

1K 41 3
                                    

Part 15 - Tawuran

"Untuk pertama kalinya, gue berhutang budi sama lo."

🍭🍭🍭

Hari terus berlalu. Tak terasa, kini Athilla dan kawan-kawan sudah memasuki tahap akhir semester satu di SMA.

"Minggu depan udah mau UKK aja, nih," kata Inara di sela-sela kegiatan makannya.

Athilla berhenti meminum es tehnya. "Duh, lo bener! Gue belum siap, anjir. Materinya banyak banget, gils."

"Lebay. Padahal, guru selalu ngasih materi ke kita," sahut Ratna sambil menutup botol air mineralnya.

"Ya, emang. Tapi, beberapa guru tuh kalau nyampein materi kadang metodenya ngebosenin."

"Lo komentar mulu perasaan. Balik kelas aja, kuy! Bosen gue di sini." Inara beranjak dari kursi, diikuti ketiga temannya.

Sesampainya di kelas, mereka dikejutkan dengan hadirnya sebuah bola sepak yang meluncur dengan bebas.

"SIAPA YANG MAIN SEPAKBOLA DI KELAS?!"

Para laki-laki yang sebenarnya ikut bermain sepakbola, serempak menunjuk Dave. "Heh, apa-apaan? Kalian juga ikut main, woi!"

"Yang ngajak lo duluan," sahut seseorang.

Dave menyengir lebar kepada Athilla. "Hehe, maaf, La. Gue kagak sengaja, sumpah."

"Disengaja atau nggak, kalau main sepakbola tuh, di lapangan!" Athilla mengambil bola sepak tadi, lalu melemparnya ke luar sampai jatuh ke lapangan.

Samar-samar, ia mendengar suara seseorang yang meng-aduh. Gawat, kena orang, batinnya.

Athilla berlari menuruni tiap-tiap anak tangga, hingga menuju ke tempat di mana bola yang ia lempar tadi terjatuh.

Dari posisinya, Athilla bisa melihat seorang laki-laki tengah melongok ke atas, sambil membawa bola sepak di tangannya.

Mampus.

"Ehm, Kak?"

Gevan berbalik, menatap Athilla. "Iya, ada apa?"

"I-itu, Kakak lagi ngapain?"

"Ini, gue tadi mau balik ke kelas, tiba-tiba kepala gue kena nih bola."

"Sakit ya, Kak?"

"Cuman pusing dikit. Nanti juga sembuh. Omong-omong, lo ngapain masih di sini? Udah mau bel masuk, loh."

"Gini, bola itu punya temenku, Kak."

"Oh, punya temen lo. Ya udah, nih." Gevan menyerahkan bola sepak pada Athilla. "Tapi, kok bolanya bisa nyasar sampai sini? Pasti temen lo pakai tendangan super, nih."

Athilla mengulum senyum. "Eum, sebenarnya... aku yang salah, Kak." Gevan mengernyitkan dahinya. "Aku yang ngelempar bolanya sampai kena kepalanya Kakak. Sorry, Kak. Sumpah, aku bener-bener nggak sengaja. Tadi aku sebel banget sama temen sekelasku, gara-gara mereka main sepakbola di kelas. Makanya, aku buang bolanya ke bawah."

Gevan terdiam sejenak. "Jadi-"

"Sumpah, Kak. Aku nggak sengaja. Suwer! Kakak mau aku obatin? Ayo ke UKS."

Melihat tingkah Athilla, Gevan terkekeh. "Ya ampun, gue nggak apa-apa. Nih, masih sehat."

"Tapi, Kak Gevan marah ya, sama aku?"

HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang