chapter 01

1.7K 109 8
                                    

Seminggu bekerja di sini membuat wanita mungil itu terlihat seperti zombie, tubuhnya lelah, ia mendapat lembur setiap hari, bahkan di hari libur ia terus mendapatkan telpon, pekerjaannya melelahkan.

Terkadang ia berfikir apa tugas kariawan magang memang seperti ini, apa semua kariawan magang di haruskan menyelesaikan semua pekerjaan ini?

Mengantar berkas, merevisi, dan salah satu kewajiban, membuat kopi untuk para senior, apa memang seperti itu?

Tak ada aturan tertulis namun sepertinya itu hal yg wajib.

Ah sudahlah, tak ada waktu baginya untuk memikirkan hal itu, ia harus segera sampai ke atas dan memberikan berkas penting yg di minta seniornya Nam Jiun, ia akan terkena masalah lagi jika terlambat.

mati-matian ia menghindari hal itu sebab ucapan seniornya amat pedas membuatnya meringis karena denyutan di hatinya.

...

..

Namjoon berlari kecil saat melihat pintu lift tertutup perlahan, ia ada pertemuan penting hari ini dan sialnya berkas yg harus ia bawa tertinggal di ruangannya alhasil ia di haruskan kembali ke lantai 30, ia mengupati sekretarisnya yg tengah enak-enakkan mengambil cuti dan mengharuskan dirinya untuk bekerja sendiri.

Pintu lift hampir menutup namun kembali terbuka karena sebuah kaki menghalanginya.

Namjoon menarik nafas lega kemudian masuk ke dalam lift dengan tenang tanpa suara, tanpa ucapan terimakasih, ia menekan tombol 30 kemudian kembali menegakkan tubuh tingginya dengan angkuh.

Hening...

Diam..

Hanya desahan lelah yg sesekali terdengar dari manusia lain di dalam ruangan besi berbentuk persegi panjang ini.

Namjoon melirik ke samping,hanya seorang wanita mungil yg mengenakan kemeja hitam polos dan rok pensil dengan tangan penuh berkas yg tak ia ketahui apa isinya.

Tali merah yg menggantung di leher wanita itu menandakan jika ia adalah kariawan magang.

Kriet...

Lift berhenti..

Namjoon dapat menyadarinya jika wanita di sampingnya melirik kearahnya, lift berhenti di lantai 8.

Di dalam kotak ini hanya mereka berdua.

"K-kenapa liftnya tidak berjalan.."

Wanita itu terlihat panik dan mencoba meraih tombol lift, namun benda di tangannya membuatnya kesulitan.

"Maaf-"

Namjoon mendelik, apa wanita ini bicara padanya?

"Bisa tolong tekan tombol bantuannya"

"Liftnya akan berjalan sebentar lagi.."

Namjoon mengecek ponselnya mengirim pesan untuk memberi tahu asistennya jika ia akan terlambat karena lift berhenti di tengah jalan.

"Bisa tolong bantu aku menekannya.."

Tatapan tajam Namjoon berikan pada wanita itu, apa wanita ini tak mengenalnya?

"Aku membawa berkas penting untuk metting,jika berkas ini tak datang tepat waktu aku bisa mati.."

Namjoon mendengus kesal.

Dengan malas ia mengangkat tangannya dan menekan tombol bantuan namun tombol itu tak berfungsi.

Namjoon mengerutkan keningnya, ia mulai bingung.

Lalu meraih ponselnya memeriksa pesan ternyata tak terkirim, sinyalnya menghilang.

Namjoon membasahi bibirnya berusaha untuk tenang.

My BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang