chapter 25

625 58 3
                                    

Weni menggeliat di atas ranjangnya dan sedetik kemudian ia merasakan kepalanya sakit.

Ia harus berangkat kerja pagi ini tapi matanya terasa berat karena ia baru bisa tidur pukul empat pagi.

Dingin.

Weni bergumam pelan dan tak lama kemudian selimut lembut menutupi tubuhnya.

Weni makin merapatkan matanya dan tertidur pulas.

Ia akan bangun 30 menit lagi dan berangkat ke kantor.

Ia hanya butuh 30 menit lagi untuk tidur.

...
...

Weni menarik selimut dan memutar tubuhnya.

Ia harus berangkat ke kantor dan perutnya sudah berbunyi karena lapar.

Ia pasti kesiangan pagi ini, tapi dia tidak perlu khawatir, ibunya pasti sudah menyiapkan sarapan-

"Sudah bangun?"

Weni mengerutkan kening dan perlahan membuka matanya.

Weni mengusap ujung matanya yg bengkak dan mencoba memfokuskan pandangannya sampai tak lama kemudian ia sadar, ada orang lain di hadapannya.

Weni masih mengerutkan keningnya saat merasakan orang tersebut mengusap dahi dan rambutnya dengan lembut.

"Hai sayang.. "

Mimpi.

Weni pasti mimpi.

Weni berkedip dan merasakan matanya kembali memanas karena ingin menangis.

"Oppa~"

Orang itu- Namjoon yg mengangguk merespon panggilannya.

"Ini aku"

Weni menggeleng dan kembali menangis.

Ia merengek sedih karena ia fikir ia terlalu pulas tertidur sampai bisa bermimpi bahwa Namjoon ada di hadapannya saat ini.

"Berhenti menangis, aku sudah berada di sini"

Namjoon berseru lembut dan menunduk untuk memeluk Weni yg masih berbaring di ranjang.

Namjoon menyelipkan kedua lengannya di bawa tubuh Weni dan merengkuhnya rapat.

"Oppa.. "

"Buka matamu, ini benar aku"

Weni menangis semakin keras dan melingkarkan lengannya pada leher Namjoon yg masih memeluknya.

"Jangan menangis, aku sudah pulang"

Tangis Weni semakin kencang ia bisa mendengar Namjoon berbisik menenangkannya dan usapan tangan besarnya pada bahu Weni.

"Kemarin aku- hiks"

"Aku tahu, aku tahu sayang, maaf"

Namjoon makin merapatkan pelukan itu dan mengecup rambut Weni yg berantakan karena ia baru saja bangun tidur.

Perlahan pelukan itu Namjoon lepas dengan tubuh mereka yg masih rapat.

"Aigoo"
Namjoon mengusap pipi Weni yg basa dan dia tersenyum senduh.

Weni mulai fokus menatap Namjoon dengan mata bengkaknya.

Namjoon perlahan membawa jarinya naik ke mata Weni dan mengusapnya lembut.

"Jangan menagis"
Namjoon berucap memohon.

Weni mengangguk dan satu tetes sisa air matanya turun.

My BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang