Namjoon menarik Weni untuk masuk kedalam ruangannya.
Jimin yg mengikuti mereka di belakang berniat untuk ikut masuk sebelum Namjoon menghentikannya, "diam disana aku ingin bicara berdua dengannya"
Jimin tak bisa melakukan hal lain selain menurut dan membungkuk pada Namjoon yg langsung membanting pintu.
"Op-oppa"
Weni sudah gemetar, ia berusaha melepaskan genggaman Namjoon pada lengannya tapi Namjoon menahannya.
"Sakit-"
Namjoon dengan refleks melepas genggamannya dan membuka kasar dasi yg ia gunakan.
"Woah!"
Namjoon berseru kesal dan berbalik tidak mau menatap Weni yg hampir menangis.
"WOAH! Mereka mau mati rupanaya"
Weni menggeleng dan berusaha meraih lengan Namjoon.
"O-oppa"
"Aku bahkan memasak karena takut kau terluka, tapi tadi- bajiangan sialan itu"
Namjoon mengupat marah dan menatap kesal kearah Weni yg bola matanya sudah basah.
"Apa kau benar-benar bodoh? Aku sudah menyuruhmu berhenti untuk melakukan pekerjaan itu kan?"
"Mereka seniorku"
Weni terisak dan berusaha memegang ujung kemeja Namjoon yg menepisnya."Aku bosmu! Kenapa kau lebih menurut pada seniormu daripada aku?!"
Weni menangis dan mengusap matanya dengan lengan kemeja kerja putihnya.
"Kau bilang kau putri di rumahmu, kau bahkan berani berteriak padaku, tapi kenapa tidak pada mereka?"
Weni menangis makin kencang dan Namjoon tidak berniat untuk berhenti memarahinya.
"Aku.. Hanya kariawan magang disini, aku- hiks akan kesulitan jika senior tidak menyukaiku dan- hiks"
"Berhenti menangis"
Namjoon berseru tegas."HIKS"
"Berhenti menangis!"
Weni mengigit bibirnya karena takut isakannya keluar.
"Angkat kepalamu"
Weni dengan ragu mulai mengangkat kepalanya dan menatap Namjoon yg menghela nafas panjang.
Pria itu mulai mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Weni dan mengusap air matanya.
Weni kembali terisak dan Namjoon menggeleng memperingatinya.
"Jangan menangis karena aku memarahimu, kau harusnya menangis karena merasa bersalah pada orang tuamu"
Namjoon meraih jemari Weni dan mengusap noda hitam di jari Weni yg tadi bahkan tidak menggunakan sarung tangan saat memanggang daging.
"Apa yg akan di rasakan kedua orang tuamu, saat melihat puri mereka menjadi pesuruh di kantor"
Weni kembali menangis saat mengingat orang tuanya.
Ia menurut saat Namjoon menariknya untuk masuk kedalam pelukan dan mengusap kepalanya.
"Maaf karena sudah berteriak padamu"
Weni menangis semakin kencang.
Ia bisa merasakan Namjoon mengecup kepalanya lalu berseru "maaf karena kau harus mengalami kesulitan disini"
Weni akhirnya mengangkat tangannya dan membalas pelukan Namjoon.
"Aku akan memerintahkan Jimin untuk memindahkanmu bekerja di kantor CEO dan membatu Miss Yoon kau akan tetap berada di dekatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bos
FanfictionMungkin banyak yg menganggap jika dunia tak adil dan kejam ketika mereka di adapkan oleh masalah, dan ketika masalah itu terlewat mereka akan sadar jika dunia tidak sekejam itu. Setidaknya berfikir demikian adalah salah satu upaya yg di lakukannya u...