chapter 24

570 64 3
                                    

Taehyung dan Jira mencoba menghubungi Weni.

Keduanya terlihat panik saat lagi-lagi sebuah pesan berisi upatan dari Namjoon datang.

"Aku tidak bisa menghubungi Weni!"

"Kemana kalian membawanya?"

"Kim Jira angkat teleponmu!"

"Kim Taehyung aku serius, angkat teleponmu sekarang juga sebelum aku membunuhmu! "

Jira mengigit kukunya dengan bola mata memerah ingin menangis.

Ia panik.

Tadi ia keluar sebentar bersama Taehyung untuk membeli minuman dan setelah kembali Weni tidak bisa di hubungi.

Tumpuka kantung belanjaan yg sudah di bayarkan masih ada di meja kasir dan keduanya bingung.

"Apa dia sedang pergi ke tempat lain? Namjoon oppa akan membunuhku"

Taehyung berdecak dan mengacak rambutnya.

"Kalau kau langsung di bunuh, aku mungkin dikuliti dulu sebelum di bunuh"

Taehyung kembali mencoba menghubungi ponsel Weni yg tidak aktif.

"Apa Weni eonnie di culik?"

Taehyung menggeleng, pegawai toko mengatakan Weni tadi pergi sendiri setelah membayar semua barang-barang belanjaan ini.

Ponsel Taehyung kembali berdering dan dia mendesah kasar.

Kim Namjoon.

Ia jelas akan di bunuh.

Taehyung dengan ragu menerima panggilan itu dan suara teriakan Namjoon menyambutnya "APA SAJA YG KALIAN LAKUKAN? AKU TIDAK BISA MENGHUBUNGI WENI!!"

Taehyung memejamkan matanya lalu dengan takut berseru "h-hyung Weni... menghilang"

Namjoon diam.

Terdengar suara tawa tak percaya di ujung sambungan telepon.

"Jangan bercanda"

"Aku serus Jira dan aku sudah mencarinya tapi-"

Taehyung kembali memejamkan mata karena takut saat mendengar Namjoon menghela nafas kasar.

"Kita bicara lagi nanti, kalau terjadi sesuatu pada Weni, kau- kalian- akan tahu nanti"

Pip.

Sambungan terputus dan tiba-tiba saja lutut Taehyung lemas.

"Bagaimana?"
Tanya Jira dengan mata yg semakin memerah.

"Dia benar-benar akan membunuh kita jika terjadi sesuatu pada Weni"

...
...

Weni masuk ke dalam rumahnya dan suara langkah kaki langsung terdengar.

"Weni'ah"

Weni mendongak setelah melepaskan sepatunya.

"Sudah makan?"

Ibunya langsung menarik tangan weni yg mencoba menahan tangisnya sekuat tenaga.

"Sudah"
Weni berbisik kecil dan tersenyum menatap ibunya yg memandangnya curiga.

"Apa ada masalah?"

Weni menggeleng dan memeluk tubuh ibunya.

"Dimana appa?"

"Di kamar tadi dia menunggumu pulang, tapi ia kelelahan karena itu aku menyuruhnya tidur lebih awal"

My BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang