chapter 14

674 67 1
                                    

Namjoon menendang kesal selimutnya hingga jatuh dari ranjang.

Sekarang hampir pukul 5 pagi dan dia belum juga mengantuk.

Namjoon meraih ponselnya dan menatap lama konta Weni yg ia simpan di urutan paling atas.

"Apa dia sudah tidur?"

Namjoon berbisik lebih dengan nada kesal.

"Bagaiaman dia bisa tidur? Setelah menolak lamaranku?"

Namjoon berdecak dan menutup wajahnya dengan bantal.

Ia kembali mengingat kejadian beberapa jam yg lalu saat Weni dengan polos berkedip dan mengatakan.

"-kenapa aku?"

Namjoon mengerti, Weni mukin shock pria setampan dan semapan Namjoon meminta Weni untuk menikahinya.

Tapi tetap saja bagaimana bisa dia menjawab-

"Aku... Belum siap menikah"

Jujur Namjoon lebih shock.

Ia bahkan tidak di tolak saat mendaftar di universitas terbaik dunia.

Tapi- dia di tolak saat meminta weni untuk menikahinya

Apa yg kurang dari Namjoon?

Ia yakin bisa membahagiakan Weni.

Ia yakin bisa menjaga weni.

Tapi kenapa-

HHHH!

Namjoon mendesah kasar dan bangkit untuk melepas pakaiannya.

Ia melakukan peregangan kecil sebelum akhirnya berjalan menuju kolam renang dan berendam di tengah air dingin pukul lima pagi.

Namjoon memejamkan matanya dan mengingat kembali wajah bersalah Weni yg memandangnya lalu berbisik "aku- belum berfikir sejauh itu oppa"

Malu.

Namjoon merasa malu pada dirinya sendiri karena ia terlalu percaya diri dan yakin bahwa Weni akan menerimanya.

Namjoon akhirnya keluar dari air dan memandang lama cahaya dari kolam renangnya yg beradu dengan lampu.

Ia, ingat Weni.

Ingat kembali saat mereka menghabiskan waktu di kolam renang dan Namjoon meminta Weni untuk menjadi kekasihnya.

Namjoon akhirnya meraih handuknya dan berjalan lemas masuk ke dalam rumah.

Ada metting penting pagi ini dan ia belum menyiapkan apapun.

Ia terlalu fokus pada Weni dan tidak menyadari bahwa prioritasnya kini perlahan bergeser menuju wanita yg bahkan menolak lamarannya.

...
...

"Apa makanannya kurang enak?"

Weni yg sedang termenung diam langsung mendongak saat mendengar ibunya bertanya.

"Tidak, ini enak seperti biasanya"

"Sayang, apa ada masalah?"

Weni menggeleng dan mengacak makanannya.

Matanya terasa berat karena ia tak tidur semalaman.

Setelah Namjoon mengantarnya pulang, pria itu belum menghubunginya lagi dan weni khawatir.

"Eomma.."

"Ya sayang?"

"Bisa tolong siapkan bekal untuk dua orang hari ini?"

My BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang