chapter 22

575 62 4
                                    

Namjoon mengurut lehernya setelah menjalani penerbangan lebih dari 6 jam.

Ia bersiap turun dari pesawat dan berjalan cepat dengan Jimin yg selalu berjalan di sampingnya.

"Namjoon.. "

Namjoon menoleh dan Jimin memutar bola matanya jengah.

"Diamana kau menginap?"

Namjoon hanya menghela nafas dan bergumam setengah hati "Marina Bay"

Wanita itu Yesul dengan santai dan merangkul lengan Namjoon dan memakai kaca mata hitamnya.

Jimin mendelik melihat itu.

"Aku juga sama"

TIDAK TANYA.

JIMIN TIDAK BERTANYA.

Jimin hampir saja melempar tas labtob Namjoon yg sedang ia bawa.

Mereka akhirnya berjalan keluar dengan Jimin yg berdoa bahwa lirikan matanya bisa membuat Namjoon menepis tangan wanita itu dari lengannya.

Jimin mempercepat langkahnya lalu dengan nada tegas memanggil Namjoon.

"Sir!"

Namjoon mendelik bingung lalu menoleh.

"Ya?"

"Anda sudah berjanji akan menghubungi Weni-nim begitu sampai"

Mendengar itu Namjoon tertawa dan mengangkat ponsel yg sedang ia genggam.

"Aku baru akan menghubunginya"

Jimin mengangguk dan menatap sebal kaarah Namjoon yg terkekeh geli.

Namjoon lalu menepis tangan Yesul dan mengatakan bahwa ia harus menghubungi seseorang.

Yesul dan Jimin berdiri canggung.

Jimin dengan jelas selalu menghindari kontak mata dengan Yesul yg menatapnya.

"Jimin-shi"

"Y-ya?"

"Orang yg menjemputku sudah datang, kau bisa ikut bersamanya dan aku akan ikut bersama Namjoon, ada yg ingin aku bicarakan dengan Namjoon"

HAH...
Jimin ingin berteriak kesal, apa berbincang di pesawat tadi tidak cukup?

Karena wanita ini Jimin bahkan tidak bisa tidur karena harus mengawasi Namjoon.

Jimin menarik senyum tipis dan dengan tegas berseru "maaf tapi Namjoon-nim harus menghadiri metting dua jam lagi dan materi mettingnya akan kami bicarakan di mobil"

Yesul membuka kaca matanya dan menatap Jimin yg masih berusaha terlihat ramah.

"Aku akan bicara dengan Namjoon nanti" seru Yesul final dan wanita itu kembali berdiri angkuh menunggu Namjoon menyelesaikan panggilan teleponnya.

Mata cantik wanita itu terus menatap Namjoon yg sedang tertawa di sambungan telepon dan Yesul menggeru kesal "kenapa lama sekali"

...
...

"Hallo"

Namjoon langsung menarik senyum saat mendengar suara Weni.

Leher yg sebelumnya kaku karena lelah mendadak membaik dan moodnya kembali.

"Aku sudah sampai"
Lapor Namjoon.

"Aku baru selesai makan siang, oppa sudah makan?"

"Aku makan di pesawat tadi"

"Bagaimana Singapura?"

Namjoon meminkan ujung sepatunya dan berseru tipis "sepi"

"Disana jarang ada manusia?"

My BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang