DOYOUNG BIRTHDAY PROJECT

[01] Beautiful Imaginary #Part1

"Beautiful Imaginary"

A fictional writing by _gringrass

[Part 1]

Pertama kali Doyoung bertemu dengan gadis itu adalah ketika dirinya sedang menghabiskan waktu dengan membaca sebuah novel di perpustakaan kampus. Suasana perpustakaan yang sangat tenang karena tidak begitu banyak orang yang datang membuat dirinya terhanyut dalam kegiatan membaca tersebut, hingga tak menyadari seseorang yang kini duduk di hadapannya.

"Apa asyiknya membaca beribu-ribu kata di dalam buku tebal seperti itu?"

Doyoung sedikit tersentak ketika pertanyaan tiba-tiba itu didapatnya. Dengan segera pandangan matanya ia alihkan ke arah sumber suara di depannya.

Seorang gadis manis, berambut hitam sebahu dengan pipi yang agak gembil dan sepasang mata bulat didapatinya melempar tatapan bingung padanya. Selama beberapa saat Doyoung terdiam dengan tatapan matanya yang seolah terkunci dengan tatapan mata gadis itu.

"Kau ini tipe kutu buku, ya?"

"Hah?" Doyoung mengerjap beberapa kali, "Apa katamu?"

"Kutu buku. Seseorang yang lebih memilih menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membaca daripada bersosialisasi," gadis itu menjelaskan dengan cueknya, "Seperti dirimu ini."

Doyoung merasa alisnya berkedut setelah mendengar ucapan gadis itu. Ia menutup novel yang sedang dibacanya dan menghela napas panjang. Ditatapnya gadis itu dengan tajam.

"Aku tidak terima dikatai 'kutu buku' oleh seorang gadis yang bahkan tidak kukenal."

"Oh, kalau begitu kita harus berkenalan dulu," gadis itu lalu mengulurkan salah satu tangannya pada Doyoung, "Namaku Kim Lian. Kalau namamu siapa, Tuan Kutu Buku?"

Kening Doyoung berkerut ketika melihat sikap gadis bernama Lian yang menurutnya aneh ini. Pertama kali bertemu sudah mengatainya, lalu tiba-tiba saja mengajaknya berkenalan. Bahkan sekarang Lian sedang tersenyum tanpa beban padanya.

"Kau gadis aneh," ucapnya terlontar begitu saja.

"Berkenalan dulu, baru kau boleh mengataiku!"

Mungkin merasa kesal karena Doyoung yang tak kunjung membalas uluran tangannya, Lian pada akhirnya meraih tangan Doyoung dengan sedikit paksaan dan menjabatnya erat, masih disertai senyuman cerah yang ia pamerkan pada pemuda itu.

"Senang berkenalan denganmu! Eum...?"

"Kim Doyoung."

"Ah! Doyoung! Senang berkenalan denganmu!"

Doyoung mengernyit risih ketika dirasanya Lian terlalu kuat menggenggam tangannya. Ia pun sedikit kasar menepis tangan Lian dari tangannya hingga terlepas. Pemuda itu dengan segera memasukkan novel yang tadi dibacanya ke dalam tas dan mulai beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Lian, "Aku ikut, ya!"

Doyoung menatapnya dengan mata menyipit, "Kau diam saja di sini."

"Tidak mau! Aku ikut! Aku bosan karena kemana-mana harus sendirian!"

Doyoung tak menghiraukannya. Ia mengambil tas ranselnya, menggendongnya, dan berjalan keluar perpustakaan dengan earphone yang menutupi kedua lubang telinganya guna menyamarkan berbagai ocehan Lian yang turut berjalan di sampingnya.

Mungkin pada awalnya Doyoung memang merasa risih dengan kehadiran Lian yang kini selalu mengekorinya, menghiasi hari-harinya dengan ocehan tanpa lelah yang keluar dari mulut gadis itu. Tapi setelah banyak waktunya ia habiskan dengan kehadiran Lian di sisinya, perasaan risih yang awalnya ia rasakan kini lenyap.