Arlin termenung memandangi foto-foto di dalam Instagramnya. Ada banyak sekali potretnya di berbagai objek wisata. Dia sendirian dalam setiap foto itu. Namun sebenarnya senyum yang dia berikan adalah pada pria yang berada di balik kamera. Ya, Renolah yang mengabadikan semua gambar di dirinya itu. Reno tidak pernah mau difoto. Reno takut pada kakaknya dan pada keluarga besarnya.
Seharusnya pada saat itu Arlin sudah sadar bahwa hubungannya dengan Reno hanya main-main saja. Namun Arlin sudah terlalu jauh berlari. Dia sudah tidak tahu jalan pulang lagi. Kini dia seperti ditinggalkan di padang pasir yang gersang sendirian. Bagaimana dia bisa hidup tanpa Reno di sisinya? Bagaimana laki-laki itu bisa tega berbuat seperti ini kepadanya?
"Dokter," panggilan dan ketukan dari luar membuyarkan lamunan Arlin. Wanita itu segera mengusap matanya yang berair.
"Ya?" tanyanya.
Pintu ruang dokter di buka dan salah seorang perawat melongok dari pintu. "Dokter nggak makan?" tegur perawat itu.
"Nggak, saya belum lapar," geleng Arlin. Dia benar-benar tidak bisa makan dalam keadaan seperti ini.
"Kalau begitu saya keluar sebentar ya, Dok beli makan," pamit perawat itu.
"Iya, konter nggak kosong, kan? Barang kali saya juga mau pergi."
"Ada mahasiswa kok, Dok."
"Oke."
Arlin tersenyum, namun begitu pintu ditutup kembali, matanya kembali sendu. Arlin tidak pernah mendengar nama Agmi ini sebelumnya walaupun memang hubungan Arlin dan Reno sudah renggang sejak enam bulan lalu.
Reno bisa bersikap manis seperti itu pada siapa saja, bahkan pada cewek yang bukan pacarnya. Memang seperti itulah sifat si internasional playboy. Mungkin saja Reno terlalu takut pada Rendi, hingga menjadikan cewek lain sebagai pelarian darinya. Iya! Bisa jadi begitu. Bisa jadi Agmi hanyalah tameng bagi Reno. Arlin tidak bisa galau sendirian seperti ini terus. Dia harus bicara dengan Reno. Arlin benar-benar belum mau berakhir dengan Reno.
Arlin bangkit lalu keluar dari ruang dokter. Dia berpamitan pada para mahasiswa kalau mau ke IGD sebentar. Kebetulan sekali dia melihat sosok Reno. Cowok itu sedang dalam perjalanan menuju IGD rupanya. Arlin mau menyapanya, tapi ternyata Reno sedang membuntuti seseorang yang berjalan di depannya. Orang itu adalah Agmi yang sedang menguap lebar.
Arlin sungguh tak mengerti bagaimana Reno bisa bersama dengan gadis seperti Agmi. Cewek itu sangat jauh dari tipe gadis-gadis yang selama ini dikencani Reno selama ini.
Reno selalu pacaran dengan gadis cantik yang jago dandan. Tapi memang, tak satu pun cewek-cewek itu pun space untuk diabadikan fotonya di feed Instagram Reno. Hanya Agmi satu-satunya yang mendapat keistimewaan itu. Apa yang membuat Agmi berbeda?Dia kucel dan jarang dandan. Rambutnya saja diikat asal-asalan. Namun senyum jahil Reno ketika menghampiri Agmi dari belakang itu membuat Arlin terkesiap. Reno tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu di hadapannya. Arlin mengurungkan niatnya untuk mendekat.
"Hoi, belum juga jaga udah nguap mulu," kata Reno.
Agmi menoleh ke belakang dan mengucek matanya. Dia berhenti karena melihat sosok Reno di sana.
"Kamu bergadang lagi, Sayang?" tegur Reno yang melihat dark circle di bawah mata Agmi.
Agmi tampak terperanjat. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri lalu menarik Reno. "Jangan panggil begitu di sini!" tegur Agmi yang tampak jengkel.
"Apa yang perlu disembunyikan lagi, semua orang juga udah tahu," kekeh Reno. Dia lalu menunjukkan tas karton yang dia bawa pada Agmi. "Ini udah jadi."
Agmi mengerutkan kening lalu melihat isi tas karton itu. "Apa ini tanyanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter (Republish)
Romance"Ayo kita nikah." Agmi terdiam sejenak. Sepertinya ada yang salah dengan pendengarannya. Apa mungkin karena dia kelaperan banget otaknya jadi agak geser ya? "Apa, Dok?" tanya Agmi akhirnya. "Ayo kita nikah," ulang Reno lagi dengan senyuman manis ban...