"Hari Minggu besok kamu ada shift, Sayang?" tanya Reno.
Setelah berbaikan di tangga darurat tadi, akhirnya mereka bener-bener makan di kantin rumah sakit. Agmi sungguh tidak bisa mengabaikan sekeliling. Seluruh karyawan yang makan di sana memandangnya dengan tatapan menusuk. Seperti dia adalah makhluk dari dunia lain. Pasangan pengantin baru yang menikah dengan begitu mewah memang pantas untuk jadi tontonan.
Agmi menatap suaminya yang tersenyum lembut. Cowok itu bahkan mengiris-iris krengsengan daging di piring makan milik Agmi tanpa canggung sekalipun. Katanya sih biar Agmi bisa langsung makan gitu. So sweet sih, tapi malah bikin Agmi ga nyaman banget. Dasar internasional playboy!
Agmi berusaha makan walaupun risih. Dia tidak biasa menjadi pusat perhatian seperti ini. Dia tuh biasanya makan gorengan dua ribu tiga di belakang kamar mayat sendirian. Untunglah rasa lembut daging membuatnya lupa seketika pada perasaan jengahnya. Agmi nggak pernah tahu kalau krengsengan daging di kantin rumah sakit seenak ini. Ke depannya dia bakal terus makan kuliner seperti ini, kan? Agmi jadi terharu.
Agmi terkejut tatkala Reno mengambil tisu dan mengelap bibir Agmi. Ya ampun, apa dia makan dengan belepotan karena saking bahagianya? Memalukan....
"Eng, kayaknya nggak ada sih? Kenapa?" Agmi balik bertanya.
"Kita pergi nonton yuk," ajak Reno.
"Ada film yang bagus?"
Agmi dan Reno menoleh mendengar suara itu. Ternyata Dokter Rendi yang menyahut. Dia bareng sama Dokter Arlin dong. Mereka membawa nampan dan duduk tepat di sebelah Reno dan Agmi. Kapan dua orang ini masuk ke kantin? Karena saking nikmatnya makan, Agmi sampai nggak sadar. Padahal mereka duduk di dekat pintu masuk kantin.
Agmi terdiam memandangi Reno yang mengembangkan senyuman manis seolah tidak terjadi apa-apa. Apa jangan-jangan Reno sok manis tadi karena dia lihat Dokter Arlin datang? Sama seperti waktu dia mencium Agmi untuk pertama kalinya? Entah kenapa Agmi jadi jengkel.
"Nggak tahu, aku cuman pengen nonton aja," jawab Reno.
"Hm ... kalau gitu gimana kalau kita ikut nonton juga, Lin? Kita udah lama nggak nonton, kan?" tawar Rendi.
Agmi menatap kakak iparnya itu dengan mirip. Apakah pria itu benar-benar tak menaruh curiga sedikitpun terhadap adik dan istrinya ya? Agmi jadi membayangkan betapa sakit hatinya jika mengetahui hal yang sebenarnya.
"Kak! Cari hari lain sana! Kakak nggak peka banget sih? Ganggu orang mau kencan aja!" sembur Reno.
Rendi cuman ketawa aja. Sementara Arlin tidak bicara apa-apa selain mengaduk-aduk makanannya. Pasti perasaan Dokter Arlin sakit sekali, kan? Agmi menebak-nebak dalam hati. Dia punya firasat mantan selingkuhan Reno itu belum move on.
"Kalau begitu kita bisa double date, kan?" goda Rendi. "Ya, nggak, Lin?"
"Minggu ini aku nggak bisa, ada banyak laporan yg harus kukerjakan," jawab Dokter Arlin. Wanita itu merogoh sakunya lalu menjawab panggilan dari ponselnya.
"Sekarang? Oke, aku segera ke sana." Dokter Arlin tiba-tiba bangkit setelah mengakhiri panggilan.
"Aku mau balik ke ruangan," pamitnya.
"Eh, kamu kan belum makan?" tegur Rendi.
"Buang aja. Aku sudah tidak nafsu." Dokter Arlin melangkah pergi dengan terburu-buru.
Agmi memandangi dua laki-laki yang duduk semeja dengannya. Keduanya terlihat cemas. Bahkan Reno juga? Katanya dia sudah move on! Betapa pun pandainya Reno berakting dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran itu dari wajahnya.
***
Votes dan komen ya Guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter (Republish)
Romance"Ayo kita nikah." Agmi terdiam sejenak. Sepertinya ada yang salah dengan pendengarannya. Apa mungkin karena dia kelaperan banget otaknya jadi agak geser ya? "Apa, Dok?" tanya Agmi akhirnya. "Ayo kita nikah," ulang Reno lagi dengan senyuman manis ban...