"Agmi."
Agmi beneran nggak nyangka namanya dipanggil lagi sama Dokter Reno. Cowok itu bahkan deketin dia.
"Ayo bantuin saja beli nasi padang di warung belakang rumah sakit."
Nasi padang! Wow! Liur Agmi langsung menetes membayangkan makanan dengan bumbu rempah-rempah nan nikmat itu. Namun dia mengerutkan kening saat sadar kok tiba-tiba Dokter itu ngajakin dia? Rasa-rasanya Agmi sama Dokter Reno tuh selama ini nggak pernah berinteraksi sesering ini sebelumnya.
"Saya, Dok?" tanya Agmi memastikan emang dirinya yang diajak omong.
"Emangnya di sini ada yang namanya Agmi selain kamu?" senyum Reno.
Agmi mendelik. Dia melirik teman-teman koas dan para staf IGD yang sekarang ngelihatin dia. Oh no, Agmi nggak suka jadi pusar perhatian begini. Bahkan Nindy gigitin ujung snellinya gara-gara iri. Itu anak emang fans sejatinya Dokter Reno.
"Ayo," ujar Dokter Reno. Dia pakai ngulurin tangan ke Agmi yang lagi lesehan lagi. Gila nggak tuh? Agmi berusaha senyum aja terus berdiri sendiri.
Reno tampaknya tercengung gitu lihat tangannya yang terulur sia-sia.
"Saya bantuin bawa kereseknya ya, Dok," ucap Agmi canggung.
Reno cuman senyum aja. "Oke, ayo," ucapnya sembari berjalan keluar dari IGD. Agmi pun terpaksa mengekor dari belakang. Agmi bisa merasakan punggungnya panas karena tatapan mata orang-orang.
"Sumpeh lo! Ada apa antara Agmi sama Dokter Reno!" bisik Dea setelah Dokter Reno dan Agmi menghilang. Dia langsung dempet-dempet sama Nindy, bersiap untuk berghibah manja.
"Emang ada apaan?" tanya Dono ikutan kepo. Cowok yang rada melambai itu deketin Nindy dan Dea biar nggak ketinggalan gosip paling hot mancanegara.
"Ih, aku tuh udah ngelihatin dia dari tadi. Dokter Reno manggil Agmi pake nama! Agmi!" tegas Dea.
Nindy mengerutkan kening nggak ngerti. "Ya iyalah, orang namanya emang Agmi, masak mau dipanggil Sutejo!" selorohnya.
"Hei, Dokter Reno tuh nggak pernah hapal nama kita tahu! Dia biasanya manggil kita 'kamu' atau 'koas'!" tegas Dea.
"Masa sih?" Nara si cowok paling manis seangkatan jadi ikutan nimbrung deh di acara pergosipan anak-anak koas itu yang lagi lesehan lantai ruang istirahat.
"Bener juga ya, Sis. Pinter banget kamu," angguk Dono setuju.
"Ya iyalah. Dea gitu loh." Dia menyibak rambutnya ke belakang dengan bangga.
"Tapi selama ini aku nggak pernah deh ngelihat Agmi interaksi sama Dokter Reno, jarang banget," geleng Nindy yang masih nggak percaya.
"Ya, soalnya dia kan belum stase EM, Guys. Agmi itu kemarin stase penyakit dalam, terus obgyn, sekarang dia stase bedah. Dia belum pernah stase EM, makanya nggak pernah interaksi sama Dokter Reno." Ini Nara yang menerangkan.
"Hapal banget kamu, Bro, sama jadwalnya si Agmi. Lagi PDKT ya, jangan-jangan!" tuduh Dono langsung.
Nara yang ditodong begitu kelihatan gelagapan. "Ng-nggaklah, cuman karena kemarin sering bareng aja stasenya," dalih cowok manis itu.
"Nah lo, malah lebih mencurigakan! Kok bisa si Dokter Reno hapal namanya Agmi kalau dia belum ambil stase EM? Aku nih yang udah hampir seminggu di stase EM tuh nggak pernah dipanggil nama sama Dokter Reno!" kata Dea.
Teman-temannya pun terdiam semua. Hipotesis Dea sangat masuk akal.
***
Di bestory novel ini judulnya Doctor Charming ya bestie. Aku lagi ikut kelas bestar, dan dengan berbagai pertimbangan aku disarankan ganti cover dan judulnya.
Kuy, mampir.
Aku mau mengabadikan mbak jicu yang syantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter (Republish)
Lãng mạn"Ayo kita nikah." Agmi terdiam sejenak. Sepertinya ada yang salah dengan pendengarannya. Apa mungkin karena dia kelaperan banget otaknya jadi agak geser ya? "Apa, Dok?" tanya Agmi akhirnya. "Ayo kita nikah," ulang Reno lagi dengan senyuman manis ban...