46

18.1K 1.3K 66
                                    

"Kamu nggak apa kita fitting baju dan foto prewedding hari ini? Kamu kelihatannya capek," tegur Reno sembari berjalan menuju tempat parkir.

Agmi mengangguk aja. Tampang cewek itu ditekuk. Bibirnya maju beberapa senti. Kenapa dia? Ngambek? Reno nggak ingat dia pernah bikin salah.

"Kalau kamu capek, bisa kita undur, Sayang."

"Nggak usah! Hari ini aja!" ketus Agmi.

Reno hanya diam sembari mengamati Agmi. Perlahan dia mendekat lada gadis itu. Agmi tampak terkejut karena tiba-tiba dia merasakan tangannya digenggam.

"Mas Reno inget nggak perjanjian kita kemarin? Izin dulu kalau mau pegang-pegang!" sembur Agmi.

"Iya, aku pegang tangan kamu ya," senyum Reno.

"Telat tahu!"

Agmi makin dongkol karena Reno cuman ketawa-ketawi aja tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Kamu kenapa marah begitu? Kalau aku bikin salah bilang aja. Aku ini bukan cenayang. Aku nggak akan tahu kalau kamu nggak bilang," kata Reno.

Agmi menimbang-nimbang bilang atau nggak. Akhirnya dia jujur juga tentang kecurigaannya. "Kenapa tadi Dokter telepon Dokter Arlin?" tanya Agmi.

Reno tampak nggak ngerti. "Kenapa? Ya karena aku mau konsul pasien SJS tadi."

"Kenapa harus Dokter Arlin? Kan bisa Dokter Nurani, kek? Atau siapa gitu?" judes Agmi.

"Agmi, Arlin itu chief. Nurani masih setingkat di bawah dia. Aku harus konsul sama chief dong," dalih Reno.

"Emang nggak ada chief yang lain selain Dokter Arlin?"

Reno mengerjap-ngerjap. "Agmi, kamu cemburu?" tegurnya.

Netra Agmi terbeliak dan dia mangap-mangap kayak ikan koi. "Nggak kok!" elaknya.

"Hm, malu-malu gitu. Nggak apa kok, Sayang. Kalau kamu cemburu bilanh aja," goda Reno.

"Aku cuman curiga. Jangan-jangan Dokter Reno masih berhubungan sama Dokter Arlin di belakang! Terus aku cuman jadi kedok supaya kalian bisa terus melanjutkan perselingkuhan!" geram Agmi.

"Agmi," lirih Reno dengan wajah sendu. Seketika Agmi jadi merasa kalimat yang barusan dia ucapkan keterlaluan.

"Aku nggak sebejad itu. Aku udah bener-bener nggak ada kontak lagi sama Arlin."

"Gimana aku bisa percaya?" tanya Agmi.

Reno mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya pada Agmi. "Silakan kamu blokir dan hapus nomornya Arlin."

Agmi terdiam sejenak menatap Reno wajah Reno yang tampak serius. "Beneran? Mas Reno nggak nyesel?"

"Nggak. Blokir dan hapus sekarang," sahut Reno mantap.

Agmi memandangi ponsel di tangannya. Akhir dia membuka ponsel itu dan benar-benar melakukan sesuai perintah Reno. Memblokir dan menghapus nomor Dokter Arlin. Ternyata perasaannya menjadi sedikit lega setelah melakukan hal itu.

"Udah, kan?" tegur Reno sembari mengambil kembali ponselnya dari Agmi. Reno mendahului Agmi mendekat ke pintu mobil dan membukakannya untuk Agmi. Agmi terpaksa masuk ke dalam mobil.

Reno berjalan memutar kemudian duduk di kemudi. Mereka segera meluncur menuju studio foto. Rupanya untuk menghemat waktu, para perwakilan dari butik yang diendors sudah menunggu di sana. Tidak hanya memakai baju pengantin saja. Agmi juga didandani oleh make up artis ternama yang ternyata juga minta diendors Reno. Luar biasa ya! Jangan-jangan semua keperluan pernikahannya semuanya diendors. Kalau gitu mereka nggak bayar dong? Wah, seneng juga Agmi kalau gratisan begini.

Setelah selesai didandani, Agmi melangkah ke tempat photo shoot. Sumpah bajunya berat banget sampai dia susah jalan. Beberapa orang bantuin dia gitu buat ngangkat gaunnya. Ribet amat yak.

Di ruangan itu. Reno sudah menunggunya dengan tuxedo warna hitam. Duh, gantengnya pria itu jadi tambah maksimal dengan penampilan seperti itu. Apalagi pas dia senyum saat menyambut Agmi. Agmi berusaha keras mengusir rasa baper dari dalam dirinya.

Reno meraih tangan Agmi dan memeluk pinggangnya. Pada pegawai lalu merapikan gaun pengantin Agmi agar terlihat aestetik saat di foto.

"Dipeluk lebih erat ya!" Sang kameramen sialan itu memberi instruksi. Maka Reno pun semakin mendekap tubuh Agmi.

"Saling tatapan ya!" kata si Kameramen mesum.

Agmi menurut aja deh biar cepet selesai. Dia memandang Reno dan tersenyum manis. Masalahnya adalah. Jantung dia ini nggak bisa dikontrol sama sekali tetep aja deg-degan lihat orang ganteng. Duh, semoga aja, Reno nggak denger ya.

"Nah, sekarang cium bibirnya yak!"

Agmi terbeliak lalu menoleh pada kameramen kurang aja itu. Gimana ya? Kalau dia nggak mau dicium, yang ada di ruang itu bisa curiga.

"Kamu nggak mau?" bisik Reno. "Kalau kamu nggak mau aku bisa bilang ke—"

"Nggak apa," potong Agmi. "Tapi nempel aja ya! Jangan main lidah!"

Reno tertawa. Kalau dia bilang begitu kan Reno malah jadi pengen.

"Ayo, fokus ya!" Sang kameramen mengingatkan.

Maka Reno mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Agmi.

***

Votes and komen ya gaes.

Maaf ya guys aku jarang update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya guys aku jarang update. Aku pengen bisa update tiap hari sayangny kerjaan di kantor numpuk setelah lama aku cuti. Aku jadi nggak ingat kalau mau update.

Terpaksa Menikahi Dokter (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang