"Morning bayinya angelku~" Seungcheol berseru setengah malas pagi hari di ruang tv. Memindahkan tubuhnya yang sebelumnya berbaring di atas ranjang menuju sofa. Dino lagi asik menonton kartun Doraemon kesukaannya ketika hari libur sekolah. Hari Minggu, semua penghuni kosan putra sedang libur dari kegiatan di kampus.
Kosan putri? Oke nanti kita cek.
"Hyung, kau kesiangan. Rugi tidak melihat Jeonghan Nuna pergi jogging pagi ini" seloroh Dino memanas-manasi ketua kosan yang sedang naksir berat pada ketua kosan putri. Dino itu penghuni paling muda, tapi ia senang membuat Hyung dan Noona-noonanya kesal, karena dendam ia sering ditinggal sendiri menjaga kosan dan juga jomblo abadi.
"Angel gua jogging? Serius? Wah badai nanti siang" sok tidak percaya, tapi Seungcheol langsung merubah posisinya menjadi duduk, tepat dibelakang Dino yang memunggungi dan asik menonton tv. Jelas Seungcheol meragukan info si bayi, karena Angelnya terkenal malas apalagi untuk pergi berolahraga.
"Coba aja cek kalau tidak percaya. Ohya, bilangin juga sama Si kuda dan Hyung hitam di depan sana. Percuma mereka duduk sok sibuk mencuci motor biar dinotice gebetan mereka, semua penghuni kosan putri sedang pergi jogging, ke CFD" kata Dino dengan cuek dan panjang lebar tanpa memperhatikan Seungcheol yang mulai cemas di belakangnya.
Jelas saja ketua kosan berlari ke teras, berlari setengah cemas tak percaya.
Mendapati Seokmin kuda yang sedang duduk manis memperhatikan Mingyu mencuci motor.
"Pagi Hyung" cengir kudanya menyapa Seungcheol dengan riang.
"Penghuni depan pada pergi?" Tanya ketua kosan ke dua anak buah.
"Masa?" Mingyu balik bertanya, bedanya ia menaikkan intonasinya.
"Gua gak butuh pertanyaan lu, tapi jawaban lu, hitam" berlari mencoba mengintip dari balik kaca jendela kosan putri, memastikan apakah ada aktivitas di dalam atau benar sunyi adanya.
Jelas saja itu memancing kedua anak buahnya mengikuti. "Mereka masih tidur, udah pasti. Kita berdua sudah sejak pagi duduk di sini Hyung. Kita mencoba rajin bangun pagi, terus mandi biar bertambah kegantengan kita" Seokmin terus saja mengoceh, tapi lihat saja apa yang dia lakukan jauh lebih bersemangat dibanding Seungcheol, bahkan si kuda mencoba untuk menguping siapa tahu ada suara bisik-bisik samar dari dalam sana.
"Bahaya jelas ini bahaya" sekarang Mingyu yang mulai tertular kecemasan ketua kosan "Bagaimana kalau nanti banyak laki-laki yang menggoda Wonu bidadari pujaan hati? Ini bahaya!" Mingyu berlari menuju motornya yang masih basah dan mencoba untuk mengendarai demi menyusul dan menyelamatkan Wonwoo dari tatapan lelaki liar di luar sana. Padahal, si item sendiri aja liar.
"Ikut!" Kuda dan Seungcheol teriak bersamaan, tanpa aba-aba mereka sudah memposisikan bokongnya di belakang Mingyu.
"Cengtri? Emangnya kita terong-terongan?" lirik Mingyu kesal melihat tingkah dua kutu yang sudah siap cus. "Hyung, kau belum mandi memalukan kalau sampai Jeonghan Nuna tahu" Seokmin membantu Mingyu mengusir Seungcheol dari atas motor. "Kalian pergi saja sendiri! Minglan harus jemput Wolea dulu nih" korban film Dilan bikin Mingyu terobsesi ingin menjadi pria cool dan mempesona.
"Berisik wooooii~" teriak lain terdengar dari dalam rumah. Rupanya Hoshi harus bangun terpaksa karena ulah tiga lelaki rusuh teman kosannya.
"Melek woooii!" balas tiga kardus dengan emosi. Mereka hapal betul suara kalengnya Hoshi.
####
"Eonni, Kwan lapar" rajuk si bulat memegangi perut yang mulai berbunyi. Bukan hanya Seungkwan saja yang malas pagi ini untuk pergi berolahraga, walau pada nyatanya mereka hanya berjalan santai menikmati suasana pagi CFD.
"Kau sedang ada masalah dengan Seungcheol oppa? Ceritakan pada kami" desak si cantik Shua pada penghuni tertua di kosan putri. Ia mencurigai karena sejak semalam Jeonghan memaksa penghuni kost putri untuk bangun pagi berolahraga--dan eonni satu ini terkenal malas untuk bergerak bahkan penghuni kost putra sudah tahu kebiasaanya, hanya tidur-tiduran di sofa sambil nonton drama. Itupun juga jika sedang tidak ada jadwal kencan dengan Seungcheol Kardus. Oh, bukan kencan lebih tepatnya menemani Seungcheol curhat.
"Kalau ingin menghindar dan muak sama pria kardus itu, tidak perlu mengajak kita. Masih banyak novel yang harus aku selesaikan" jelas gebetan Si Hitam dengan ketus, karena merasa kebahagiaan waktu luangnya direnggut.
"Kenapa sih kosan putri dan putra tidak bisa akur?" Gadis Hao ini bertanya secara random pada siapa saja. Tapi, nyatanya tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Kadang kalau lihat Hao itu kasihan, tapi juga ngeselin karena otaknya yang minim.
Jeonghan tidak memperdulikan mereka semua. Berjalan angkuh di barisan depan. Memang Jeonghan ini cocok jadi seorang pemimpin--pemimpin kelompok wanita-wanita cantik.
Gadis Kwan menarik tangan Uji untuk menemaninya ketika tak jauh dari mereka berjalan terdapat tukang bubur ayam. "Ya! Gembul!" Uji terkejut dan inginnya menolak, tapi apa daya sejujurnya ia juga lapar dan malas mengikuti pemimpin kosan putri yang sedang tidak mood.
"Kalian duluan saja, aku dengan Kwan akan pulang sendiri" pesan Uji pada teman-teman yang mulai menatap tak suka. Lagi pula mereka berdua juga tidak menyusahkan yang lainnya.
"Semua pria itu sama saja" jelas Jeonghan kesal ketika banyak laki-laki yang menggoda mereka, bahkan tak sedikit juga yang memperhatikan mereka.
"Kenapa? Mereka mengingatkanmu dengan Seungcheol Oppa ya?" ejek Shua yang mulai pintar menggoda karena tertular Si Kuda. Terlalu sering bermain dengan kuda hasilnya jadi seperti ini.
"Tidak ada pembahasan topik lain?" Jeonghan sudah dipuncak kekesalan, bahkan mendengar namanya saja sudah malas.
Sepanjang jalan, apapun itu alasannya Jeonghan sedang tidak tertarik dengan hal yang bernama Seungcheol, maupun sesuatu yang berkaitan dengannya.
Hari ini fix Jeonghan sedang baper.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Teen Fiction"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...