"Kangen wonu wonu~" si hitam berguling-guling menggalau tak jelas di teras kosan putra. Sudah tiga hari ini sosok wonu tak terlihat di kosan, gadis Jeon itu tengah berlibur.
"Item! Itu kotoran di lantai atau emang kulit lu yang warnanya begitu?" dari kosan seberang ada Kwan yang asik dengan cemilan dalam pangkuannya.
Mingyu melempar Kwan menggunakan sandal di seberang sana. "Kalau ngomong suka sembarangan banget lu gembul"
"Udah gak galau lagi mbul?"
"Kan udah gua bilang, makanya cepet-cepet pastiin ke bule, maksudnya dia tuh deketin lu buat apa? Kalau cuma temen doang yaudah lu cari yang lain, kalau emang mau serius ya harus kasih kepastian" berhubung orang yang mereka omongin sedang tidak ada di kosan, jadi dengan beraninya mereka berdua ngobrol bak di hutan teriak-teriak seperti saat ini.
"Nah, lu sendiri sama wonu eonni gimana? Gimana kalau dia pulang nanti langsung sebar undangan. Masa Jun disuruh mamanya buat nemenin Wonu pergi, yakin tuh hati baik-baik aja?" orang nyinyir dibalas nyinyir, bahkan lebih pedes lagi lidahnya. Kwan tidak perduli dengan apa yang baru saja ia ucapkan, tapi kenyataannya seperti itu.
"Kok lu ngeselin sih, udah tau gua chat belum dibales-bales sama wonu" ingat itu kembali membuat minggyu berguling-guling tidak jelas.
"Mbul, Hani udah pulang belum?" seseorang memotong pembicaraan mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan si ucup kang kardus. "Gua telpon gak diangkat, gua chat juga gak dibales. Lama-lama bikin gemes aja tuh laki yang berani ngerebut masa depan gua" dengan santainya Scoups berjalan melangkahi Mingyu menuju teras kosan putri untuk duduk lebih dekat dengan Kwan.
"Kurang ajar lu hyung, emangnya lu pikir gua kotoran ayam dilangkahin gitu aja?"
"Belum oppa, tapi kayanya sih perginya jauh"
"Lho, Gyu ngapain di situ?" Hao yang tiba-tiba juga turut bergabung bersama mereka sedikit terkejut melihat tingkah mantannya berguling-guling kaya kotoran kucing di atas pasir. Hao yang keluar membawa beberapa potong buah semangka di wadah menaruhnya di atas meja memang sengaja disajikan untuk teman-temannya.
"Si item lagi galau wonu pergi sama jun, emangnya eonni gak galau jun oppa pergi sama wonu?" Kwan penasaran aja habis Hao terlihat jauh lebih santai dibanding Mingyu yang begitu berlebihan.
"Hao percaya sama Jun gege kok"
"Kalau nanti jun sama wonu balikan, yaudah lu sama mingyu aja balikan" ya, Scoups sedang memberi saran sebagai jalan keluar agar keduanya sama-sama bahagia.
"Nggak ah, Hao udah gak sayang lagi sama Mingyu soalnya" entah ini terlalu polos atau memang jujur dari dalam hati. Duuh bikin gemes pengen bungkus bawa pulang.
Mingyu yang dengar bukannya sakit hati atau bahkan kecewa, melainkan..."Yaampun Hao, kalau belum putus udah Gyu kawinin sekarang. Gemesin banget sih kamu" dasar hati murahan, dikit-dikit baper. Katanya mau sama Wonu aja, tapi lihat mantannya begitu udah langsung keliatan galonnya.
"Anak sholeh pulang~~" si kaleng masuk gerbang langsung saja membuat keributan. Iya, Oci habis dari bioskop diajak nonton sama kakak tercinta—Jooheon dan kekasihnya Minhyuk. "Duh, miris sekali hidup kalian, sudah jomblo pengangguran pula" kurang dihajar memang hamster satu ini, mentang-mentang dia punya kesibukan acara gratisan di longweekend ini.
"Kok cuma kalian doang, Uji tercinta dimana?" menyodorkan bungkusan gorengan buat teman-teman kos, tumben aja gitu si Oci punya pikiran biasanya cuma bisa minta. Melongokkan kepala ke dalam rumah kosan putri, memang tidak ada tanda-tanda penghuni lainnya, terlihat sepi di dalam. "Uji, pacaran yuk~~~" teriak Oci tak tahu diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Teen Fiction"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...